PUAKHI DAKWAH – Sebab-sebab turunnya do’a yang kita ketahui lewat sejarah(tulisan, perbincangan, maupun majelis). Sebenarnya sudah lazimnya diketahui sejak kecil yakni pada zaman dimana Nabi Adam AS meminta kepada Allah SWT agar memiliki teman maka ternjadinya Siti Hawa hingga pada Rasulullah yang mana manusia mulia sang penutup para Nabi dan Rasul maksudnya Nabi Terahir yakni Baginda Muhammad SAW yang diberikan mukjizat isra’ mi’raj.

Kandungan dalam shalat itu pula terdapat kekayaan do’a bila kita faham apa yang kita lafadzkan melalui hati, ada 2 pandangan yang memandang berdo’a setelah shalat yaitu setelah shalat tak berdo’a lagi atau hanya terdiam dan ada pula yang mengangkat kedua tangan.
Keduanya belum ada penemuan yang mengemukakan salah dalam berdo’a, karena do’anya seorang hamba tiada lain kepada sang pencipta.

Namun, dalam kisah yang pernah saya ketahui ada seseorang setelah salam langsung bergegas meninggalkan tempat ibadah tau pulang danitu berulang kali, ditegurlah seseorang itu. Yang dikatakan seseorang itu “dia hanya memiliki sehelai penutup(sarung) untuk shalat dan bergantian dengan istrinya, bila dia seseorang tadi berlama dimasjid maka semakin jauh waktu yang dilewatkan istrinya untuk beribadah”...

Melihat kisah di atas begitu mulianya bila shalat tepat waktu dalam pandangan baik saya, dan pandangan buruk saya seseorang tadi begitu sombongnya pada tuhannya.
Pernah saya dengan mungkin pula sekalian dengar “beribu raka’at yang dikerjakan oleh seorang hamba tanpa memiliki ilmu masih mulianya tidur seorang hamba yang berilmu”.

Dalam kajian makna diatas memiliki banyak kandungan, seseorang hamba yang tak memiliki ilmu yang mengerjakan suatu ibadah dapat mengubah pemikiran yang baik menjadi buruk, misalnya riya’, si-sia, menimbulkan perasaan buruk oleh yang melihatnya. Karena bagi hamba yang berilmu yang mengkiaskan tidur yakni : diamnya seseorang sedang berdo’a, setiap nafasnya sedang berdo’a, setiap langkahnya diselipkan do’a, adapun orang yang berilmu yang di haruskan memiliki ilmu yang baik dunia dan ahirat, maksudnya memiliki ilmu dunia maka yang didapatkan pada dunianya, memiliki ilmu ahirat maka yang didapatkan ahiratnya bila memiliki ilmu keduanya yang dapat membawanya pada kesejahteraan dunianya dan dirindukan ahiratnya.

Maka timbullah teman sejati dalam hati, dalam hidup yang paling mendalam yaitu 3 karib yang dapat membawa ke surga dan dapat membawa kesengsaraan didunia dan di ahirat yaitu:
Pertama, ilmu yang bermanfaat. Adanya ilmu yang bermanfaat memberikan cahaya penerangan di dunia dan penerangan di ahirat kelak, menurut saya sesuatu hal yang baik diberikan dari yang baik oleh orang yang baik pada orang yang baik atas ilmu itu akan diterima yang baik pula. Ingat guru itu pahlawan tanpa jasa menurutku... itu didunia, berguru pada buku sama hal berguru dengan setan maksudnya bukan buku itu tak baik namun buku itu baik akan tetapi diterima akan tidak baik. Dengan adanya ilmu yang baik diterimanya yang dapat suatu amal jariyah.

Kedua, amal jariyah. Suatu perilaku hidup yang baik dari ilmunya yang diterima baik dan diberikan kepada orang lain dengan baik dan kepada lainnya baik materil maupun ruhnya. Dan terahir pada hasilnya meminta dengan yang baik untuk yang baik kepada yang baik pula yaitu do’a.

Ke tiga, do’a dari anak yang shaleh atau shalehah. Suatu do’a yang diharapkan oleh orang tua umumnya adalah do’a anak yang baik ilmu yang didapatnya baik dan untuk kepada yang baik.
Maka menurut saya ini adalah golongan yang diharapkan semua hamba yang baik. Walaupun cara mendapatkan dan mengamalkan berbeda-beda.

Bagaiman pandangan meminta kepada Allah SWT pada media sosial seperti facebook, twitter instagram atau lainnya?

Ada 2 pandangan yang saya lihat yaitu:
Di satu majelis, maksudnya suatu kegiatan yang baik dengan mengajak dalam majelis maupun yang lainnya baik dilain waktu ataupun tempat itu menurut saya boleh karena mengajak.

Berbeda dengan updet status/ story atau sejenisnya langsung meminta/ berdo’a” ya rab... ampunilah atau ringankan atau bla bla bla...” ini bukan mengajak menurut saya sedikit tak baik walaupun mendapatkan ilmunya dengan baik namun memberikan atau mengamalkan kepada yang tak baik.

Sekilas sepintas dalam benak cahanyanya alif yang tegak dapat menegakkan kekokohan iman bukan memberitahukan kepada umum bahwa dia memiliki cahaya yang terang namun di rahasiakan. Maksud saya bukan mempermasalahkan berdo’a kepada Allah SWT lalu di updet status sebenarnya di sembunyikan di hati yang paling dalam Allah SWT tahu.
Di luaran sana bukan memberikan yang baik buat anda namun berikan kasihan, prihatin bahkan cemooh kepada anda.

Saudaraku.... penerangan akan  diterima bagi orang  yang berilmu pada yang berilmu dan  mendapatkan amal dari ilmu itu.
Semoga bermanfaat....

Post a Comment

Silahkan beri masukan kritik dan saran terbaik-mu

Powered by Blogger.