LAPORAN AKHIR INDIVIDUAL
KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM) IAIN METRO
TAHUN 2018
BIDANG : 1. BIDANG AGAMA
2.
BIDANG PENUNJANG
Nama : Roy aditia w
Npm :
1503010010
Fakultas /Jurusan : Fuad/ Bsa
Pekon : Way Jambu
Kecamatan : Pesisir Selatan
Kabupaten : Pesisir Barat
DPL : Dra. Isti Fatonah,
MA
KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN
بِسْÙ…ِ
اللّÙ‡ِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِÙŠْÙ…ِ
Setelah
diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya dari Progam
Kerja KPM IAIN Metro Tahun Akademik 2018, saudara :
Nama : ROY ADITIA WARDANA
NPM : 1503010010
Fakultas/Jurusan : FUAD / BAHASA SASTRA ARAB
Desa : PEKON WAY JAMBU
Kecamatan : PESISIR SELATAN
Kabupaten : PESISIR BARAT
Maka dipandang
telah memenuhi syarat untuk diajukan sebagai Laporan Akhir Individual KPM IAIN
Metro dari saudara tersebut diatas.
Demikian
pengesahan ini kami berikan, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Metro, September 2018
Hormat
Kami,
Dosen
Pembimbing Lapangan,
Dra.
Isti Fatonah, MA
NIP
196705311993032003
KATA PENGANTAR
بِسْÙ…ِ
اللّÙ‡ِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِÙŠْÙ…ِ
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak
memberikan kita nikmat terutama iman, islam dan ihsan. Dengan rahmat dan hidayah Allah SWT, sehingga
penulis dapat menyelesaikan program kerja ini dengan sehat wal afiat. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada sang tauladan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para ummatnya yang
selalu menjaga sunnahnya.
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang diadakan oleh IAIN Metro
merupakan berbasis Field Research.
KPM ini merupakan suatu kegiatan
perkuliahan kurikuler Mahasiswa yang bertujuan untuk pengabdian dan pusat
penelitian masyarakat. Tersusunnya program individu ini merupakan hasil
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada:
- Prof. Dr. H Enizar, M.Ag,
selaku Rektor IAIN Metro
- LPPM selaku TIM pelaksana
kegiatan KPM IAIN Metro
- Drs. Zuhairi, M.Pd selaku Ketua
Panitia Pelaksana Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) IAIN Metro.
- Dra.Isti Fatonah, MA selaku
Dosen Pembimbing Lapangan
- Merah Bangsawan selaku Peratin
Pekon Way Jambu
- Seluruh warga Pekon Way Jambu
- Seluruh tokoh masyarakat serta
tokoh agama Pekon Way Jambu yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu dalam membantu mensukseskan
KPM mahasiswa IAIN Metro.
Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan
Laporan Akhir Individual. Sehingga
kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan program kerja individual
ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
kami harapkan.
Way
Jambu, September 2018
Penulis
Roy
Aditia Wardana
NPM.
1503010010
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................... i
Halaman Pengesahan......................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................. iii
Daftar Isi............................................................................................ iv
Daftar Tabel....................................................................................... vi
Daftar Gambar.................................................................................. vii
Ringkasan Eksekutif.......................................................................... viii
Prolog................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
1
A.
Dasar Pemikiran ..................................................................... 1
B.
Kondisi Umum Pekon ............................................................ 1
C.
Permasalahan ........................................................................ 3
D.
Fokus dan Prioritas Program ................................................... 4
E.
Sasaran dan Target ................................................................. 4
F.
Jadwal Pelaksanaan Program .................................................. 5
G.
Pendanaan .............................................................................. 5
H.
Sistematika Penyusunan ......................................................... 6
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM ........................... 7
A.
Metode Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
(PAR, ABCD,
metode interverensi sosial, atau
motede lainnya ....................................................................... 7
B.
Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ....................... 9
BAB III KONDISI PEKON...............................................................
17
A.
Sejarah Singkat Pekon ............................................................ 17
B.
Letak Geografis ...................................................................... 18
C.
Struktur Penduduk .................................................................. 19
D.
Sarana dan Prasarana .............................................................. 20
BAB IV HASIL PENGABDIAN DAN
PEMBERDAYAAN............. 21
A.
Kerangka Pemecahan Masalah ............................................... 21
B.
Bentuk dan Hasil Kegiatan Pengabdian .................................. 22
C.
Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan ............................. 23
D.
Faktor Faktor Pendukung dan Penghambat
E.
Pencapaian Hasil .................................................................... 24
BAB V KESIMPULAN DAN REKOM ENDASI.............................. 25
A.
Kesimpulan ............................................................................ 25
B.
Rekomendasi .......................................................................... 25
Epilog
................................................................................................ 27
A.
Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KPM .............................. 27
B.
Penggalan Kasih Inspiratif KPM ............................................. 29
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................32
BIOGRAFI SINGKAT ..............................................................................34
LAMPIRAN LAMPIRAN.........................................................................35
A. Lampiran I
.......................................................................................34
Progja individu bidang agama
umum..............................................34
B. Lampiran
II......................................................................................36
Progja individu bidang agama
khusus.............................................36
C. Lampiran
III.....................................................................................38
Progja individu bidang penunjang...................................................38
DAFTAR
TABEL
Tabel
1.1 : Jadwal Pelaksanaan Program Kerja
KPM.............................5
Tabel
1.2 : Pendanaan Pelaksanaan Program
Kerja KPM.......................5
Tabel
1.3 : Sejarah Pekon Way
Jambu....................................................17
Tabel
1.4 : Kondisi Perekonomian
.........................................................18
Tabel
1.5 : Letak Geografis Pekon Way
Jambu......................................19
Tabel
1.6 : Pendidikan
Umum.................................................................20
Tabel
1.7 : Sarana dan
Prasarana.............................................................20
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
2.1 : Khutbah
‘Idul Adha...........................................................34
Gambar
2.2 : Persiapan
Khutbah Jum’at.................................................34
Gambar
2.3 : Setoran
Tahfizh Dan Pengarahan Metode Dakwah...........35
Gambar
2.4 : Foto
Bersama Ketua Risma Pekon Way Jambu (Memberikan Masukan Kegiatan Risma).........................35
Gambar
2.5 : Memberikan
Mau’idlotul Hasanah Dan Memimpin Do’a (Acara Memperingati 1 Muharram Tingkat
Anak-Anak).36
Gambar
2.6 : Belajar
Huruf-Huruf Arab..................................................36
Gambar
2.7 : Belajar
Bahasa Arab Dengan Bernyanyi Dan Menonton..37
Gambar
2.8 : Foto
Bersama Setelah Belajar Menghafal Mufrodat.........37
Gambar
2.9 : Tournamen
Volly Antar Pemangku Way Jambu...............38
Gambar
3.1 : Team
Volly Ke 2 Pekon Way Jambu...............................
38
Ringkasan
Eksekutif
Buku
ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KPM di Pekon Way Jambu selama 40 hari.
Ada 10 orang mahasiswa yang terlibat dalam kelompok ini, berasal dari 4 fakultas
yang berbeda. Kami dibimbing oleh Ibu Dra. Isti Fatonah , MA, beliau adalah
dosen sekaligus kepala fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan, yang sebagian besar
merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaa.
Dengan fokus pada program kerja individu yaitu dibidang agama umum, agama
khusus dan program kerja penunjang.
Selain
itu di buku ini juga memaparkan hasil program kerja yang sudah terealisasikan
selama 40 hari di Pekon Way Jambu Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir
Barat.
Kegiatan
yang kami lakukan menghabiskan dana Rp. 12.000.000,-. Dana tersebut didapatkan
dari iuran anggota kelompok KPM IAIN METRO Periode II.
Dari
hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah
kami raih yaitu :
1. Meningkatkan
peran masyarakat dalam membangun desa.
2. Bertambahnya
motivasi anak-anak untuk belajar dan melanjutkan sekolah.
3. Bertambahnya
pengetahuan masyarakat mengenai IAIN Metro.
4. Bertambahnya
semangat dalam mendalami ilmu kegamaan.
5. Bertambahnya
pengetahuan tentang bahasa asing.
6. Meningkatnya
jamaah sholat wajib dan juga sholat jum at.
saat
merencakan dan implementasi kegiatan, terdapat kendala yang kami hadapi, antara
lain:
1. Tempat
2. Pemahaman
bahasa.
3. Kurangnya
sarana yang di sediakan pekon.
Namun,
sekalipun demikian kami akhirnya bisa merampungkan sebagian besar rencana
kegiatan kami. Adapun kekurangannya adalah :
1. Untuk
tempat di Pekon Way Jambu dapat di maklumi karena aula dan kantor pekonya masih
dalam tahapan pembangunan.
2. Susahnya
memberikan pemahaman yang mudah di cerna oleh anak-anak Pekon Way Jambu yng
masih minim berbahasa indonesia, karena kesehariannya masih menggunakan bahasa
ibu.
3. Lapangan
olahraga yang masih apa adanya akan tetapi untuk lapangan volly sudah cukup
membaik sehingga dapat terealisasi dalam menjalankan program kerja KPM.
PROLOG
Alhamdulillah, Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) 2018
sebagai salah satu
bentuk pengabdian kepada masyarakat telah selesai dilaksanakan
bersama mahasiswa-mahasiswi IAIN
Metro, pengabdian tersebut merupakan
salah satu bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi yang selalu
dilaksanakan setiap tahun.
Kegiatan pengabdian pada
tahun ini sudah berjalan dengan baik
dan
lancar ditandai dengan terlaksananya program kerja yang
telah disiapkan sebelumnya oleh kelompok KPM mahasiswa. Kegiatan
pengabdian yang dilaksanakan
di Pekon Way Jambu, Pesisir Selatan,
Pesisir Barat mengambil tema “Meningkatkan Peran Perguruan Tinggi dalam
Peningkatan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia untuk Membangun Manusia yang
Kreatif, Berilmu dan Bermoral”.
Buku ini
merupakan laporan kegiatan
yang telah dilaksanakan
oleh kelompok KPM 2018 di Pekon Way Jambu selama 40hari, yang dimulai
dari awal perencanaan, pelaksanaan, dan ditutup dengan pembuatan
laporan kegiatan. Kegiatan pengabdian ini diawali dengan
melakukan survei serta mencari informasi-informasi yang dibutuhkan
terkait kondisi lingkungan lokasi KPM, kepercayaan masyarakat dan hal-hal
lainnya kepada tokoh-tokoh masyarakat, para guru, dan sepuh masyarakat
kampung itu sendiri. Dari hasil survei dan informasi yang didapatkan itulah para mahasiswa
mencoba menyusun kegiatan- kegiatan yang
dirasa tepat,
dan langsung bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.
Kelompok KPM
Waja adalah kelompok KPM yang
terdiri dari 10 orang;
9 anggota dan
1 ketua. Semuanya berasal dari 4
fakultas dan 7 jurusan.
2 mahasiswa Fakultas Ushuluddin adab dan dakwah dari Jurusan Bahasa dan
Sastra Arab dan Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, 1 mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dari Jurusan Tadris
Bahasa Inggris, 2 mahasiswa Fakultas Syariah dari Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
dan Ahwalul Syakhshiyyah (Hukum Keluarga), 5
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 3 dari
Jurusan Perbankan
Syariah dan 2 dari Jurusan Ekonomi Syariah.
Secara umum, kegiatan pengabdian yang dilaksanakan kelompok KPM WAJA adalah berupa mengajar anak-anak desa
tingkat PAUD, TK, SD, SMP , mengabdi kepada masyarakat dan pembuatan
plang nama Masjid dan kampung dan lain-lain.
Demikianlah sedikit ulasan
mengenai
kegiatan Kuliah
Kerja
Nyata yang dilaksanakan oleh kelompok KKN WAJA
di
Pekon Way Jambu, Pesisir Selatan, Pesisir
Barat, Lampung. Semoga
apa yang telah mereka
persembahkan bermanfaat bagi
agama, nusa dan bangsa, Aamiin.
Metro, September 2018
Dosen Pembimbing
Dra.
Isti Fatonah, MA
BAB
I
PENDAHULUAN
a.
Dasar Pemikiran
Kuliah pengabdian
Masyarakat adalah suatu bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat dan
merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Penguruan Tinggi. Dengan
diadakannya KPM, diharapkan seorang mahasiswa semakin matang dengan disiplin
keilmunya. KPM juga berupaya mewujudkan Pendidikan yang langsung dialami oleh
mahasiswa. Jadi tidak hanya sekedar materi tetapi yang lebih penting adalah
aplikasi dari teori-teori yang lebih penting yang diperoleh di bangku kuliah
yang harus diterapkan dalam lingkungan masyarakat karena terkadang teori-teori
yang didapatkan dibangku kuliah tidak sama dengan kenyataan yang ada
dilingkungan.
Melalui kegiatan KPM,
mahasiswa diharapkan mampu untuk mengenal lingkungan masyarakat secara langsung
dengan segala permasalahan yang terjadi. Dengan ditemukannya permasalahan,
mahasiswa akan berpikir dan berusaha untuk mencari solusi atas permasalahan
tersebut. Melalui kegiatan ini pula, diharapkan dapat menjadi jembatan bagi
mahasiswa menuju ke dunia kerja yang cakupannya lebih luas daripada dunia
perkuliahan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka kegiatan KPM
dianggap penting dan harus diselenggarakan.
b.
Kondisi Umum Pekon
1.
Karakteristik
wilayah
Sebelum pekon way jambu
labuhan ini terbentuk, daerah ini semula di huni dan meliputi masyarakat yang
berada di wilayah utara berbatasan dengan pekon biha, sebelah timur berbatasan
dengan persawahan, sebelah selatan berbatasan dengan pekon marang, dan sebelah
barat berbatasan dengan laut lepas. Sesuai dengan perkembangan wlayah, sebagian
penduduk pekon way jambu labuhan kemudin berpindah ke daerah marang dan
sukarame,dan saaat ini pekon way jambu labuhan sudah di pecah lagi menjadi
bangun negara yang letaknya antara pekon way jambu labuhan batas kota raja dan
pekon marang, di pekon way jambu labuhan sendiri terdapat enam pemangku. Yaitu
pemangku I, pemangku II, pemangku III, pemangku sukarame, pemangku kedamaiyan
dan pemangku kota raja.
2.
Karakteristik
Penduduk
Jumlah penduduk Pekon
Way jambu Kecamatan Pesisir selatan ini
berjumlah 1774 jiwa yang meliputi dari laki laki dan perempuan yang sudah masuk
kedata dalam pekon way jambu labuhan, yang menempati dengan luas wilayah permukiman
43 ha/m2, dan luas persawahan 1,90 ha/m2, dan luas perkebunan 1.40 ha/m2 dan
luas perladangan 814 ha/m2, serta luas kuburan 2 ha/m2.
3.
Kondisi
Sosial dan Ekonomi
Secara sosial dan
ekonomi, penduduk Pekon Way jambu dikelompokan dalam basis mata pencaharian
pada sektor pertanian, nelayan, produksi tangkil dan petani kelapa. Mata
pencaharian penduduk sebagian besar adalah pertanian dengn aktivitas utama bertanam
padi dan kelapa, pencaharian ikan di laut serta memproduksi hasil alam seperti
buah tangkil.
Dengan pengembangan
mewujudkan generasi yang memahami dan peduli dengan agama, Bidang Khusus yang
berkaitan dengan menjaga sholat lima waktu dan syiar dakwah melalui
mimbar-mimbar masjid serta imam dalam sholat ini dan administrasi pemerintahan,
kesehatan dan lingkungan hidup. Namun, dari berbagai permasalahan yang ada kami
memilih isu yang mendukung terkait biang-bidang tersebut menjadi fokus program
kerja individu sehingga program yang dijalankan dapat bermanfaat bagi
masyarakat Pekon Way jambu
c.
Permasalahan
Permasalahan yang masih
ada dalam kehidupan masyarakat terkait bidang agama umum yang berkaitan dengan
pengembangan pengetahuan tentang agama dan kepedulian terhadap kebutuhan rohani
yang masih kurang, Bidang Khusus yang berkaitan dengan syiar antar mimbar dan
bimber bahasa arab atau mengenal tulisan arab sejak dini dan administrasi
pemerintahan, kesehatan, dan lingkungan hidup untuk generasi muda way jambu
dengan mengadakan dan mengembangkan olahraga volly. Namun, dari berbagai
permasalahan yang ada kami memilih isu yang mendukung terkait biang-bidang
tersebut menjadi fokus program kerja individu sehingga program yang dijalankan
dapat bermanfaat bagi masyarakat Pekon Way jambu.
d.
Fokus Dan
Prioritas Program
1.
Fokus
Program
Belum optimalnya
kegiatan masyarakat Pekon way
jambu dalam bidang agama, administrasi pemerintahan, kesehatan, KB, dan
lingkungan hidup, sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena
itu, fokus program penulis dalam melakukan pendampingan terhadap kegiatan
bidang agama, administrasi pemerintahan, kesehatan, dan lingkungan hidup
dilakukan dalam taraf kegiatan yang
menunjang dalam bidang-bidang tersebut sehingga dapat meningkatkan iman dan
takwa masyarakat agar melahirkan sumber
daya manusia yang berkualitas.
Melalui
bidang agama, program yang dilakukan difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang
meliputi pengembagan pengetahuan tentang agama dan penanaman ras kepedulian
sesama muslim, dan di khususkan pada khotib serta imam masjid dan bimbel bahasa
arab yang menjadi langkah awal bagi anak-anak untuk menanamkan ahklak yang baik
dan nuansa religi beserta pengetahuan atau pengenalan tulisan arab. Tujuan yang
ingin dicapai adalah memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa pentingnya
nilai rohani yang di tanamkan sejak dini dan pengetahuan mengenai bahasa arab
yang merupakan bahasa agama islam.
Perkembangan
lembaga pendidikan al-Qur’an yang begitu pesat menandakan makin meingkatnya
kemampuan kesadaran masyarakat. akan pentingnya kemampuan baca tulis Al-Qur’an
dan keberadannya di Indonesia.
Adapun dalam bidang penunjang meliputi bidang administrasi pemerintahan,
kesehatan, KB, dan lingkungan hidup, dan lebih difokuskan pada bidang
administrasi pemerintahan.
Berdasarkan
hal tersebut, permasalahan yang masih
ada dalam kehidupan masyarakat terkait
bidang agama, administrasi pemerintahan, kesehatan, KB, dan lingkungan hidup.
Namun, dari berbagai permasalahan yang ada kami memilih isu yang mendukung
terkait biang-bidang tersebut menjadi fokus program kerja individu sehingga
program yang dijalankan dapat bermanfaat bagi masyarakat Pekon Way jambu.
2.
Prioritas
Program
Dikhususkan pada
pengenalan tentang mengenal tulisan arab dan bahasa arab sejak dini, karena
melihat kurangnya pengetahuan anak-anak pekon way jambu mengenai pentingnya
mempelajari beberapa bahasa sejak dini. Hal ini dapat di lihat dari seringnya
anak-anak yang masih susah dalam berbahas indonesia dan tidak mengetahui adanya
bahasa arab yang sudah fenomenal serta menjadi bahasa seorang muslim dalam
mempelajari agama. Tujuan yang ingin di capai adalah selain memberikan
pemahaman kepada anak-anak bahwa belajar bahasa arab itu sangat bermanfaat bagi
masa depan, anak-anak juga dapat termotivasi untuk mulai mengenal bahasa asing
seperti bahasa arab.
e.
Sasaran Dan
Target
Salah satu dharma
perguruan tinggi negeri adalah pengabdian kepada masyarakat. Hal ini
mengindikasikan bahwa salah satu tugas perguruan tinggi adalah mengabdikan diri
terhadap masyarakat semaksimal mungkin. Program pengabdian terhadap masyarakat
ini dilaksanakan dengan menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku
perkuliahan serta memanfaatkan berbagai penelitian ke dalam lingkungan
masyarakat melalui sosialisasi. Pengabdian pada masyarakat yang diterapkan
melalui Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Bentuk pengabdian yang dilakukan
antara lain pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat, pelayanan kepada
masyarakat, serta perbaikan infrastruktur tempat pelaksanaan KPM. Dalam
pelaksanaannya khalayak sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat (KPM),
sasaran pengabdian program ini meliputi:
a.
Anak-anak
b.
Pemuda
way jambu
c.
Masyarakat
Pekon Way jambu
f.
Jadwal
Pelaksanaan Program
1.
Jadwal
Kegiatan dakwah / khotib dan imam
NO
|
Hari
|
Masjid
|
1
|
Jum at pertama
|
Kedamaiyan
|
2
|
Rabu / idul adha
|
Kedamaiyan
|
3
|
Jum at kedua
|
Sukarame
|
4
|
Jum at ketiga
|
Sukarame
|
5
|
Jum at ke empat
|
Way jambu labuhan
|
6
|
Jum at ke lima
|
Way jambu labuhan
|
7
|
Jum
at e enam
|
Kedamaiyan
|
Tabel.1.1
2.
Progja
bimbel ba hasa arab di laksanakan di posko setiap hari kamis dan sabtu setiap
minggu
3.
Progja
Penunjang terlaksana setiap hari minggu sore setiap minggu di way jambu labuhan
g.
Pendanaan
1.
Anggaran
Dana
No
|
Nama Barang
|
Jumlah
|
Harga
|
Total
|
1
|
Bensin
|
4 Liter
|
Rp. 10.000
|
Rp. 40.000
|
2
|
Kuota Data As 4 GB
|
1 Buah
|
Rp. 40.000
|
Rp. 40.000
|
3
|
Foto copy
|
10 Lembar
|
Rp. 300
|
Rp. 3000
|
4
|
Penjepit Kertas
|
1 Buah
|
Rp. 1.500
|
Rp. 1.500
|
5
|
Tripanca
|
1 kardus
|
Rp. 20.000
|
Rp. 20.000
|
TOTAL
|
Rp.104.500
|
Tabel.1.2
2.
Sumber
Dana
Dana diperoleh dari pribadi dan Kas
Kelompok.
h.
Sistematika
Penyusunan
Penyusunan progra kerja
yang dilakukan oleh mahasiswa peserta KPM berdasarkan invenarisasi masalah dan
potensi yang ada di masyaraat. Sehingga progrma kerja tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat.
Penyusunan laporan akhir individu memperhatikan faktor-faktor berikut:
a.
Tujuan
dan kegunaan rencana yang disusun
b.
Jenis
laporan akhir yang mendorong terciptanya kerja sama antara peserta KPM dengan
pemerintah maupun masyarakat
c.
Pengaruh
dari pelaksanaan program kerja yang dilakukan
BAB
II
METODE
PELAKSANAAN PROGRAM
A.
Metode
Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat (PAR, ABCD, Metode Intenvensi Sosial
Atau Metode Lainnya)
1.
PAR
Participatory Action Research
(PAR)
adalah metode riset yang dilaksanakan secara partisipatif di antara warga
masyarakat dalam suatu komunitas aras bawah yang semangatnya untuk mendorong
terjadinya aksi-aksi transformatif melakukan pembebasan masyarakat dari
belenggu ideologi dan relasi kekuasan (perubahan kondisi hidup yang lebih
baik). Dengan demikian, sesuai istilahnya PAR memiliki tiga pilar utama, yakni metodologi riset, dimensi aksi, dan dimensi partisipasi. Artinya, PAR
dilaksanakan dengan mengacu metodologi riset tertentu, harus bertujuan untuk
mendorong aksi transformatif, dan harus melibatkan sebanyak mungkin masyarakat
warga atau anggota komunitas sebagai pelaksana PAR-nya sendiri.
PAR merupakan kegiatan riset yang
berbeda dengan metode penelitian ilmiah lainnya yang biasa dilakukan oleh para
akademisi, lembaga survey, dll. Di dalam metode penelitian ilmiah pada umumnya
seorang researcher menjadikan suatu kelompok masyarakat hanya sebagai objek
yang diteliti untuk mendapatkan suatu inti permasalahan tanpa memberikan
perubahan (transformasi) nilai di dalam suatu masyarakat tersebut.
2. ABCD
ABCD
(Asset Based Community Development), yang mengutamakan pemanfaatan aset
dan potensi yang ada disekitar dan dimiliki oleh pemuda atau komunitas
masyarakat. Masyarakat merupakan aset yang berharga bagi sebuah desa. Adanya
pemuda merupakan generasi penerus untuk melanjutkan dan mengisi pembangunan
yang berlangsung atau yang akan datang. beragaman masyarakat desa dapat
digabungkan dengan melihat keterampilan atau potensi yang ada pada setiap
masyarakat. Ketrampilan dari setiap masyarakat di jadikan satu dalam wadah
kelompok ibu PKK.
Dengan
adanya sebuah agrowisata bisa menjadikan sebuah kemajuan bagi masyaraka untuk
mengembangkan desanya agar bisa meningkatkan ekonomi. Dan disebuah lembaga
masyarakat bisa menjadikan perubahan yang berkelanjutan. Perubahan ini bisa
mengikutkan partisipasi aktif bagi warga desa sehingga bisa mengetahui
perubahan yang diinginkan dan bisa melanjutkan kedepannya. Dalam Metode ABCD
memiliki lima langkah kunci untuk melakukan proses riset pendampingan
diantaranya:
a. Discovery (Menemukan)
Proses menemukan kembali kesuksesan dilakukan lewat
proses percakapan atau wawancara dan harus menjadi penemuan personal tentang
apa yang menjadi kontribusi individu yang memberi hidup pada sebuah kegiatan
atau usaha. Pada tahap discovery, kita mulai memindahkan tanggung jawab
untuk perubahan kepada para individu yang berkepentingan dengan perubahan
tersebut yaitu entitas lokal. Pendamping melakukan wawancara kepada masyarakat
Petani padi dan kelapa tentang berkembangnya usaha penanaman padi dan kelapa.
Wawancara tersebut dapat digiring untuk mengetahui aset dan potensi yang ada.
Wawancara ini bersifat cerita antara masyarakat dengan pendamping sehingga yang
banyak berbicara nantinya adalah masyarakat petani agrowisata.
b. Dream (Impian)
Dengan cara kreatif dan secara kolektif melihat masa
depan yang mungkin terwujud, apa yang sangat dihargai dikaitkan dengan apa yang
paling diinginkan. Pada tahap ini, setiap orang mengeksplorasi harapan dan
impian mereka baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk organisasi. Sebuah
mimpi atau visi bersama terhadap masa depan yang bisa terdiri dari gambar,
tindakan, kata-kata, dan foto.
Setelah melakukan wawancara kepada masyarakat
agrowisata pendamping mulai mengetahui impian atau keinginan masyarakat Pekon
Way Jambu.
Setelah mengetahui keinginan atau impian maka langkah selanjutnya yaitu
merancang sebuah kegiatan untuk memenuhi impian masyarakat
c. Design (Merancang)
Proses di mana seluruh komunitas (atau kelompok)
terlibat dalam proses belajar tentang kekuatan atau aset yang dimiliki agar
bisa mulai memanfaatkannya dalam cara yang konstruktif, inklusif, dan
kolaboratif untuk mencapai aspirasi dan tujuan seperti yang sudah ditetapkan
sendiri.
Proses merencanakan ini merupakan proses cara
mengetahui aset-aset yang ada pada masyarakat Pekon Way Jambu. Aset yang
terlihat di wilayah Pekon Way Jambu adalah padi, tangkil dan kelapa. Aset ini yang akan
dimanfaatkan untuk memenuhi impian masyarakat Pekon Way Jambu.
d. Define (Menentukan)
Kelompok pemimpin sebaiknya menentukan ‘pilihan topik
positif’: tujuan dari proses pencarian atau deskripsi mengenai perubahan yang
diinginkan. Pendampingan dengan masyarakat terlibat dalam Focus Group
Discussion (FGD). Pada Proses FGD pendamping dan masyarakat menetukan fokus
pembahasan.
Fokus pembahasan yang akan dibahas berupa hal yang
positif. Poses FGD tersebut bisa berjalan dengan lancar kalau sudah disepakati
pembahasan yang akan dibahas dalam diskusi antara pendamping dan masyarakat
Pekon Way Jambu.
e. Destiny (Lakukan)
Serangkaian tindakan inspiratif yang mendukung proses
belajar terus menerus dan inovasi tentang“apa yang akan terjadi.” Hal ini
merupakan fase akhir yang secara khusus fokus pada cara-cara personal dan
organisasi untuk melangkah maju. Langkah yang terakhir adalah melaksanakan
kegiatan yang sudah disepakati untuk memenuhi impian masyarakat dari
pemanfaatan aset. Selain untuk memenuhi impian masyarakat agar berkembangnnya
kelapa dan padi bisa meluas.
Teori pada dasarnya adalah petunjuk (guide)
dalam melihat realitas di masyarakat. Teori dijadikan pola pikir dalam memecahan suatu
masalah yang ada masyarakat. Pendampingan ini menggunakan pendekatan teori Asset
Based Community Development (ABCD), yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang ada disekitar
dan dimiliki oleh masyarakat. Untuk kemudian digunakan sebagai bahan yang
memberdayakan masyarakat itu sendiri.
B.
Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan kondisi
Pekon Way jambu dan permasalahan yang terjadi, maka pendekaan yang digunakan
adalah problem solving approach yaitu suatu proses mental dan intelektual dalam
menemukan dan memecahkan masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat,
sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.
Problem solving
approach merupakan suatu pendekatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
masalah yang selanjutnya ke tahap sintesis, kemudian dianalisis yaitu pemulihan
seuruh masalah sehingga mencapai tahap pengaplikasian, selanjutknya tahap
comprehension untuk mendapatkan solusi dalam penyelesaian masalah tersebut.
Analisis yang digunakan adalah SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan
juga kondisi yang bersifat deskriptif(member suatu gambaran). Analisa ini
menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai factor masukan. Analisis SWOT
terdiri dari strength (kekuatan), weaknesses(kelemahan), opportunities
(Peluang), dan Threats (hambatan).
Pendekatan utama dalam pemberdayaan masyarakat adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek
dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep
demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai
berikut:
Pertama, upaya itu harus terarah (targetted).
Ini yang secara populer disebut pemihakan. Ia ditujukan langsung kepada yang
memerlukan, dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai
kebutuhannya.
Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan
dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat
yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni supaya bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan
kehendak dan kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu sekaligus
meningkatkan keberdayaan (empowering) masyarakat dengan
pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan
upaya peningkatan diri dan ekonominya.
Ketiga,
menggunakan pendekatan kelompok,
karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Juga lingkup bantuan menjadi terlalu luas
kalau penanganannya dilakukan secara individu. Karena itu seperti telah
disinggung di muka, pendekatan kelompok adalah yang paling efektif, dan dilihat
dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien. Di samping itu kemitraan usaha
antara kelompok tersebut dengan kelompok yang lebih maju harus terus-menerus di
bina dan dipelihara secara sating menguntungkan dan memajukan.
Di aras
masyarakat akar rumput (masyarakat miskin) pendekatan masyarakat dapat
dirangkum menjadi tiga daur hidup, yang disebut Tridaya, yaitu:
1.
Daur
hidup pengembangan sumber daya
manusia dalam kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: proses
penyadaran kritis dan pengembangan kepemimpinan bersama atau kolektif,
dilanjutkan dengan mengembangkan perilaku wira usaha sosial agar mampu
mengelola usaha bersama atau mikro.
2.
Daur
hidup pengembangan usaha produktif dalam
kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: pengaturan ekonomi rumah tangga
(ERT) agar mampu menabung bersama dalam kelompok yang akan digunakan untuk
modal usaha mersama dalam kegiatan usaha produktif.
3.
Daur
hidup kelembagaan kelompok orang
miskin meliputi: pengelolaan organisasi yang akuntabilitas, kepemimpinan yang
partisipatif, pengelolaan keuangan yang transparan, dan pengembangan jejaring
yang luas.
Strategi Dalam pemberdayaan Masyarakat
1.
Mudah
diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana dan pengelola
(acceptable);
2.
Dapat
dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
(accountable);
3.
Memberikan
pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk mengelola kegiatan secara
ekonomis (profitable); Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri
sehingga menciptakan pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi
setempat (sustainable); dan
4.
Pengelolaan
dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan dikembangkan oleh
masyarakat dalam lingkup yang lebih luas (replicable).
Metode
Pemberdayaan Masyarakat
1. RRA (Rapid Rural Appraisal)
RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan metode
penilaian keadaan desa secara cepat, yang dalam praktek, kegiatan RRA lebih
banyak dilakukan oleh “orang luar” dengan tanpa atau sedikit melibatkan
masyarakat setempat. Meskipun sering dikatakan sebagai teknik penelitian yang “cepat dan kasar/kotor” tetapi RRA
dinilai masih lebih baik dibanding teknik-teknik kuantitatif klasik.
Metode RRA digunakan untuk pengumpulan
informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang
pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program
pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua
informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang
gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program
tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat
tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya.
Pada dasarnya, metode RRA merupakan
proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan
berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti
tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara,
dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman
terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada
pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan
ilmiah.
Komunikasi
dan kerjasama diantara masyarakat desa dan aparat perencana dan pelaksana
pembangunan (development agent)
adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahami masalah-masalah di
perdesaan. Di samping itu, metoda RRA juga berguna dalam memonitor
kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk mengurangi ketidakpastian
yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang
memungkinkan.
Metode RRA menyajikan pengamatan
yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti,
biasanya dengan latar belakang akademis yang berbeda. Metode ini bertujuan
untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat keputusan untuk
menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan.
Metode RRA
memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari
pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).
Sebagai suatu teknik penilaian, RRA
menggabungkan beberapa teknik yang terdiri dari:
1.
Review/telaahan
data sekunder, termasuk peta wilayah dan pengamatan lapang secara ringkas.
2.
Oservasi/pengamatan
lapang secara langsung.
3.
Wawancara
dengan informan kunci dan lokakarya.
4.
Pemetaan dan
pembuatan diagram/grafik.
5.
Studi kasus,
sejarah lokal, dan biografi.
6.
Kecenderungan-kecenderungan.
7.
Pembuatan
kuesioner sederhana yang singkat.
8.
Pembuatan
laporan lapang secara cepat.
Prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam RRA, yaitu:
a. Efektivitas dan efisiensi, kaitannya dengan biaya, waktu, dengan perolehan
informasi yang dapat dipercaya yang dapat digunakan dibanding sekadar jumah dan
ketepatan serta relevansi informasi yang dibutuhkan.
b. Hindari bias, melalui:
introspeksi, dengarkan, tanyakan secara berulang-ulang, tanyakan kepada
kelompok termiskin.
c. Triangulasi sumber informasi dan libatkan Tim Multi-disiplin untuk bertanya
dalam beragam perspektif.
d. Belajar dari dan bersama masyarakat.
e. Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check dan jangan terpaku pada bekuan
yang telah disiapkan.
2. PRA (Participatory Rural Appraisal)
PRA merupakan penyempurnaan dari
RRA. PRA dilakukan dengan lebih banyak melibatkan “orang dalam” yang terdiri
dari semua stakeholders dengan difasilitasi oleh orang-luar yang lebih
berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator dibanding sebagai instruktur atau
guru yang menggurui.
PRA adalah suatu metode pendekatan
untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh
masyarakat desa. Atau dengan kata lain dapat disebut sebagai kelompok metode
pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi,
meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan
desa, membuat rencana dan bertindak.
Konsepsi dasar pandangan PRA adalah
pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan
kegiatan. Metode PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti,
perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek
pembangunan.
Melalui PRA dilakukan
kegiatan-kegiatan:
a. Pemetaan-wilayah dan kegiatan
yang terkait dengan topik penilaian keadaan.
b. Analisis keadaan yang berupa:
1) Kedaan masa lalu, sekarang, dan
kecenderungannya di masa depan.
2) Identifikasi tentang
perubahan-perubahan yang terjadi dan alasan-alasan atau penyebabnya.
3) Identifikasi (akar) masalah dan
alternatif-alternatif pemecahan masalah.
4) Kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman atau analisis strength, weakness, opportunity, and treat (SWOT)
terhadap semua alternatif pemecahan masalah.
c. Pemilihan alternatif pemecahan
masalah yang paling layak atau dapat diandalkan (dapat dilaksanakan, efisien,
dan diterima oleh sistem sosialnya).
d. Rincian tentang stakeholders dan
peran yang diharapkan dari para pihak, serta jumlah dan sumber-sumber
pembiayaan yang dapat diharapkan untuk melaksanakan program/ kegiatan yang akan
diusulkan/ direkomendasikan.
Alat-alat yang digunakan dalam
metoda PRA serupa dengan yang digunakan dalam metode RRA, tetapi berbeda dalam
tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik di lapangan. Tidak
seperti dalam RRA, masyarakat desa yang dilibatkan dalam PRA memainkan peran
yang lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis data dan pengembangan
intervensi seperti pada program-program pengembangan masyarakat yang didasarkan
pada pengertian terhadap program secara keseluruhan. Proses ini akan
memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan kepada mereka untuk
melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendiri yang lebih baik
dibanding dengan melalui intervensi dari luar.
3. Action Research
Dari
model-model pendekatan masyarakat yang telah diuraikan di atas, sungguhpun satu
dan lainnya mengandung kelemahan dan kelebihan namun tidak mungkin meniadakan
satu dari yang lain, keduanya akan saling mengisi. Dalam rangka program pengembangan
masyarakat, salah satunya melalui suatu pendekatan Action Research (penelitian
tindak), atau sering disebut participatory research (penelitian partisipatif).
Pemilihan pendekatan ini berangkat
dari suatu keyakinan bahwa komunitas suatu masyarakat mampu menyelesaikan
masalah-masalah mereka. Dengan pendekatan ini, masyarakat dilibatkan dalam
setiap proses dalam aksi pengembangan masyarakat. Peneliti luar mempunyai
fungsi ganda sebagai pengamat terhadap proses sosial yang berjalan dan
sekaligus masuk dalam system lokal. Untuk melakukan analisa dengan masyarakat
peneliti bertumpu pada kegiatan “aksi-refleksi akasi”. Seluruh tindakan,
pengetahuan dan pengalaman masyarakat merupakan realitas sosial yang
dikaji/direfleksi kembali.
Hasil refleksi berupa problem
mereka. Pemahaman terhadap realitas sosial ini kemudian melahirkan “aksi-aksi
pemecahan masalah” menurut cara mereka. Demikian seterusnya masyarakat akan
melakukan refleksi kembali terhadap aksi-aksi yang mereka lakukan. Hasil
refleksi yang kedua akan melahirkan realitas/masalah baru yang berlainan dengan
masalah yang pertama. Oleh karena itu proses aksi refleksi bukanlah merupakan
siklus (cyclus proses) karena masalah kedua sebenarnya berlainan dengan masalah
pertama.
Beberapa faktor yang melatarbelakangi
dipilihnya pendekatan research dalam pengembangan masyarakat dapat dijelaskan
sebagaiberikut :
1. Pengembangan masyarakat membutuhkan
adanya cara/pendekatan yang mampu
mengungkapkan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat tidak cukup
diprediksi dari luar. Masyarakat sendirilah yang paling mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan mereka. Ukuran-ukuran kebutuhan sangat bersifat lokal karena
itu pengukuran kebutuhan tidak dapat begitu saja ditetapkan dengan
kebutuhan-kebutuhan luar. Disinilah Action
research merupakan cara untuk mengungkapkan kebutuhan
masyarakat.
2. Pengembangan masyarakat
pedesaan membutuhkan keterlibatan
seluruh lapisan masyarakat, pengembangan yang tidak melibatkan seluruh
lapisan sulit “tercipta rasa handarbeni” terhadap program-program yang
dirumuskan dan tidak akan terjadi proses internalisasi. Adanya partisipasi
mereka merupakan syarat tercapainya pengembangan masyarakat.
3. Dalam pengembangan masyarakat dibutuhkan adanya situasi yang demokratis dan
partisipatif. Dalam situasi yang demokratis ini memungkinkan semua
masalah kebutuhan dan gagasan dapat berkembang. Action research sebagai pendekatan melibatkan seluruh
lapisan masyarakat sehingga memungkinkan tumbuhnya situasi di atas.
4. Perubahan masyarakat pedesaan tidak
bisa dilepaskan dari nilai-nilai/
budaya lokal. Adakalanya budaya lokal merupakan penghambat dari
perubahan dan adakalanya merupakan potensi. Dalam kerangka pengembangan
masyarakat pedesaan, action
research mampu menggali dan memanfaatkan budaya/nilai-nilai
lokal tersebut.
5. Action Research adalah merupakan mekanisme penyadaran masyarakat dalam rangka
membebaskan diri dari kungkungan sosio-psikologis dan cultural yang semula
membelenggu. Bentuk kesadaran itu berupa terciptanya “aksi-refleksi”
dalam mkehidupan masayarakat dan pengakuan akan eksistensi manusia sebagai
subyek dalam masyarakat. Manusia dipandang dan diperlakukan sebagai pelaku
perubahan dan bukan sebagai obyek perubahan. Implikasinya adalah bahwa
masyarakat sendirilah yang akan merumuskan, memecahkan, melaksanakan dan menikmati
serta memilih program-program sesuai dengan kemampuannya sendiri.
6. Dalam rangka pengembangan masyarakat
yang mandiri dibutuhkan
optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal baik potensi alam,
ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman-pengalaman masyarakat. Disini action research merupakan cara
untuk menumbuhkan motivasi untuk mau menggali dan memanfaatkan sember daya
lokal secara mandiri
BAB III
KONDISI PEKON
A.
Sejarah Pekon Way Jambu
Sebelum pekon Way Jambu Labuhan terbentuk, daerah ini semula dihuni dan
meliputi masyarakat yang berada diwilayah sebelah utara berbatasan dengan pekon
Biha, sebelah timur berbatasan dengan
persawahan, sebelah selatan berbatasan
dengan pekon Bangun Negara, dan
disebelah barat berbatasan dengan laut
lepas.
Nama Pekon Way Jambu sudah ada sejak
tahun 1830-an, namun sebelumnya Pekon Way Jambu bernama Bandar Dalam.
Pada zaman itu wilayah Pekon Way Jambu sangat luas+_ 3.00 hektar. Pekon Way
Jambu sendiri dibagi menjadi 6 (enam) pemangku yang dipimpin oleh kepala
pemangku, yaitu: 1) Pemangku 1 Dusun 1, 2) Pemangku 2 Dusun II, 3) Pemangku 3
Dusun III, 4) Pemangku 4 Dusun IV, 5) Pemangku 5 Dusun V, 6) Pemangku 6 Dusun
VI.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat didaerah ini terhadap makanan, maka
semua warga memanfaatkan jambu yang besar. Dari cerita jambu besar itu selalu
dimakan dan dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhanya, Dinamakan way jambu karena
jambu tersebut setiap
tahun semakin banyak ditanam dan dilestarikan oleh banyak
masyarakat.
Tahun terus berjalan, pada tahun 1950 dibawah pimpinan bapak M.Afif
didirikan suatu pekon yang memisahkan
dari pekon Bandar Dalam menjadi pekon Way Jambu Labuhan.yang namanya
diambil dari nama Bandar Jaya.
Berdasarkan sejarah pemerintahan, sudah memiliki pemimpin sejak tahun
1950, yang dipimpin seorang Kepala Desa
bernama Bapak M. Afif, hingga peratin yang dipimpin Merah Bangsawan 2016 hingga
2021.
Adapun sejarah pemerintahan tersebut yakni:
No.
|
Nama Pejabat
|
Tahun
Jabatan
|
1.
|
M. Afif
|
1950-1963
|
2.
|
Zaili Bakri
|
1963-1992
|
3.
|
Zainul
Abidin
|
1992-1997
|
4.
|
Edi Setiawan
|
1997-2002
|
5.
|
Arif Santosa
|
2002-2010
|
6.
|
Suryadi
|
2010-2016
|
7.
|
Merah
Bangsawan
|
2016-Sekarang
|
|
|
|
Tabel.1.3
1.
Kondisi Geografis
Penduduk Pekon Way Jambu pada umumnya penduduk pendatang yang tersebar di
6 pemangku, yakni pemangku Kota Raja, pemangku labuhan 1, Pemangku labuhan 2,
Pemangku labuhan 3, Pemangku Sukarame, Pemangku Kedamayan. pemangku terasebut
berada di Pekon Way Jambu.
- Sebelah Utara berbatasan dengan pekon Biha
- Sebelah Timur berbatasan dengan persawahan
- Sebelah Selatan berbatasan
dengan pekon Bangun Negara
- Sebelah Barat berbatasan dengan laut lepas
2.
Kondisi
Perekonomian
Jumlah penduduk Pekon Way Jambu Labuhan sebanyak +_ 1.593 jiwa
sebagaimana potensi yang dimiliki penduduk Pekon Way Jambu Labuhan sebagian besar
bermata pencaharian sebagai nelayan, petani dan sebagian peternakan .
NOO
|
Mata Pencarian
|
Jumlah (Orang)
|
1
|
Petani
|
1.025
|
2
|
Peternakan
|
25
|
3
|
Pedagang
|
23
|
4
|
Penjahit
|
15
|
5
|
Pegawai Negeri Sipil
|
2
|
6
|
Perangkat Pekon
|
12
|
7
|
Pengrajin
|
3
|
Tabel.1.4
B. Letak
Geografis
Geografis
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
|
Luas wilayah : +_ 3.00 ha
|
|
2
|
Jumah dusun: 6 pemangku
1)
Pemangku I
2)
Pemangku II
3)
Pemangku III
4)
Pemangku IV
5)
Pemangku V
6)
Pemangku VI
|
|
3
|
Batas wilayah:
a.
Utara : pekon Biha
b.
Selatan : Bangun Negara
c.
Barat : laut lepas
d.
Timur : persawahan
|
|
4
|
Orbisitas :
a.
Jarak dari pusat
pemrintahan kecamatan :
±
5 km
b.
Jarak dari
pusat pemrintahan kota : ± 25 km
c.
Jarak dari
ibukota kabupaten : ±
20 km
d.
Jarak dari
ibukota propinsi : 216 km
|
|
Tabel.1.5
C.
Struktur
Penduduk
Sebelum pekon Way Jambu Labuhan terbentuk, daerah ini semula dihuni dan
meliputi masyarakat yang berada diwilayah sebelah utara berbatasan dengan pekon
Biha, sebelah timur berbatasan dengan
persawahan, sebelah selatan berbatasan
dengan pekon Bangun Negara, dan
disebelah barat berbatasan dengan laut
lepas. Dan secara
geografis pekon Way Jambu ini merupakan potensi pertanian sawah,
perkebunan kelapa.
Jumlah penduduk Jumlah penduduk Pekon Way Jambu Labuhan
sebanyak +_ 1.774 jiwa. Secara sosial dan ekonomi, penduduk Pekon Way Jambu dikelompokan dalam
basis mata pencaharian pada sektor pertanian, nelayan dan petani kelapa. Mata
pencaharian penduduk sebagian besar adalah pertanian dengn aktivitas utama
bertanam padi dan kelapa.
Pendidikan umum
a. Taman Kanak Kanak
|
: 35 orang
|
b.
Sekolah
Dasar/Sederajat
|
: 250 orang
|
c.
SMP
|
: 150 orang
|
d.
SMA(SMU)
|
: 50 orang
|
e.
Akademis
|
: 5 orang
|
f.
Sarjana
|
: 7 orang
|
Tabel
1.6
D.
Sarana Dan
Prasarana
No
|
Sarana dan
prasarana pekon
|
Jumlah
|
1.
|
Kantor desa di pekon Way
|
1 Buah (masih dalam pembangunan)
|
2.
|
Prasarana
kesehatan yang terdiri dari:
a.
Poskesdes
b.
UKBM( Posyandu, Polindes)
|
1 Buah
1 Buah
|
3.
|
Prasarana
Pendidikan yang terdiri dari:
a.
PAUD
b.
Tk dan
c.
SD
|
1 Buah
1 Buah
1 Buah
|
4.
|
Prasarana
Ibadah
a.
Masjid
b.
Mushola
c.
Sanggah
|
4 Buah
1 Buah
2 Buah
|
5.
|
Prasarana Umum
a.
Lapangan Olahraga volly
b.
Balai pertemuan
|
2 Buah
1 Buah
|
Tabel
1.7
BAB
IV
HASIL
PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN
A.
Kerangka
Pemecahan Masalah
1.
Uraian
Masalah
Adapun masalah-masalah yang
ditemukan oleh mahasiswa di Pekon Way jambu Keacamatan Pesisir Selatan
Kabupaten Pesisir Barat sebagai berikut:
a. Kurangnya kemampuan dalam
pemahaman agama dan kepedulian terhadap kebutuhan rohani.
b. Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kesehatan.
c. Kurang pengetahuan anak-anak mengenai
pentingnya memahami dan membiasakan untuk belajar bahasa asing.
2. Pemecahan Masalah
Dari pemaparan di atas mengenai
masalah-masalah yang di hadapi oleh mahasiswa KPM selama berada di lokasi KPM
adapun pemecahan dari masalah tersebut adalah:
a. Membantu memberikan pemahaman
tentang agama yang merupakan keebutuhan rohani yang memang harus di penuhi dan
juga pemahaman tentang pentingnya menjaga sholat lima waktu melalui
mimbar-mimbar dakwah dan juga secara langsung memberikan contoh dalam
lingkungan masyarakat pekon way jambu.
b. Mengadakan olahraga bola volly
Kurangnya
kepedulian dan pemerhatian dalam menjaga pentingnya kesehatan tubuh dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dengan adanya mahasiswa KPM di daerah
tersebut bisa menjadi motivator bagi masyarakat dengan di adakannya olahraga
bola volly setiap hari minggu sore.
c. Kurang pengetaahuan Anak-anak mengenai
pentingnya memahami dan mengetahui bahasa asing seperti bahasa arab dan
pengenalan tulisan arab yang masih minim.
Kegiatan bimbingan atau bimbel bahasa arab yang di lakukan di rumah
pintar atau posko kpm setiap hari kamis dan sabtu.dengan harapan mampu
mengetahui dan memahami.
B.
Bentuk Dan Hasil
Kegiatan Pengabdian
Selama masa perencanaan
program KPM, tidak banyak kegiatan yang kami persiapkan untuk dilaksakan di
Pekon Way Jambu Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan kami mengenai kondisi, budaya serta kebutuhan
di Pekon Way Jambu. Kami hanya merencanakan sedikit kegiatan sebelum
keberangkatan KPM dan sisanya kami sesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan
Pekon Way Jambu disaat kami telah tiba di lokasi KPM. Program yang kami
rencanakan serta laksanakan dalam kegiatan KPM telah melalui proses observasi
kebutuhan dan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakannya.
Adapun kegiatan yang telah kami laksanakan dalam kegiatan individu adalah
sebagai berikut :
1.
Kegiatan
yang telah kami laksanakan sesuai dengan program kerja individu yaitu baik
bidang agama khusus, umum dan juga penunjang. Sehingga dalam keseharian dengan
waktu yang sudah di jadwalkan maka kegiatan khutbah jum at, khutbah idul adha
dan juga imam masjid di lakukan setiap hari jum at dan khutbah idul adha pada
tanggal 22 hari rabu bulan agustus, serta imam masjid yang telah di laksanakan
setiap magrib dan isya di masjid dan mushola pekon way jambu dengan hari yang
sudah di jadwalkan. Menurut Rosalina (1999:23) pidato adalah kegiatan seseorang
yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa
sebagai alatnya. Oleh sebab itu, berpidato merupakan kegiatan berbahasa yang
berstandar keterampilan, yakni keterampilan berbicara. Keterampilan berpidato
merupakan wujud dari keterampilan berbicara. Dengan demikian, pengertian
berpidato dapat merujuk pada keterampilan berbicara.
2.
Kegiatan
selanjutya adalah mengadakan bimbingan belajar bahasa arab yang di lakukan ajar
mengajar beserta bimbingan dalam setiap tugas pelajaran anak-anak Pekon Way
Jambu, yang di laksanakan setiap hari kamis dan sabtu setiap minggu di rumah
pintar yaitu di posko kpm Pekon Way Jambu, tiadalain fungsinya sebagai ranah
memotivasi dan memberikan pemahaman terhadap anak anak Pekon Way Jambu. Pada
dasarnya pembelajaran bahasa Arab harus berpijak pada beberapa prinsip. Adapun
prinsip dasar yang harus diperhatikan sesuai dengan karakteristik anak.Sebagian
daripada prinsip-prinsip tersebut yaitu sebagai berikut : Pertama berpijak pada
dunia anak, yaitu berkisar pada keluarga, rumah, sekolah, mainan, dan teman
bermain.
3.
Kegiatan
kami selanjutnya yaitu mengadakan program pemuda sehat dengan olahraga volly
yang kami lakukan setiap sore hari minggu atau juga bisa pada saat hari libur
dengan menyesuaikan pemuda Pekon Way Jambu, yang di lakukan di lapangan volly
way jambu labuhan yaitu di belakang rumah peratin Pekon Way Jambu.
C.
Faktor-Faktor
Pendukung Dan Penghambat dan Pencapaian Hasil
1.
Faktor
Pendukung dan Penghambat
Kuliah Pengabdian Masyarakat
(KPM) di Pekon Way jambu Alhamdulillah dapat dilaksanakan dengan baik. Hal
tersebut tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada.
Berikut ini akan dijelaskan dengan lebih terperinci:
a.
Faktor
Pendukung
Beberapa faktor pendukung pelaksanaan
program kami, yaitu:
1)
Kami
mendapatkan respon yang baik dari Pj
Peratin Pekon Way jambu selaku pemimpin di Pekon Way jambu dan juga dengan
warganya.
2)
Kami
juga mendapatkan masukan-masukan dari beberapa warga perihal kegiatan apa yang
akan kami lakukan selama 40 hari penuh kami mengabdi.
3)
Adanya
antusiasme dari anak-anak SD, SMP maupun SMA terhadap keberadaan kami di
kampung mereka dan itu juga sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan yang kami
adakan di Pekon Way jambu.
4)
Dengan adanya kesiapan dan kematangan program
yang kami lakukan juga menjadi salah satu faktor pendukung kami dalam melaksanakan
KPM ini.
5)
Fasilitas di homestay yang cukup memadai.
b.
Faktor
Penghambat
Dalam melakukan
kegiatan selain mendapatkan faktor pendukung, kamipun mempunyai hambatan selama
40 hari kami mengabdi kepada masyarakat
Pekon Way Jambu.
1)
Harapan
yang besar dari masyarakat Pekon Way Jambu
terhadap kami yang tidak dapat kami penuhi semua.
2)
Dana
yang kami miliki tidak mencukupi dalam menjalankan program kerja kami, sehingga
kami harus menambahkan sedikit dari yang kami punya.
3)
Tindak lanjut / Kelanjutan Program
Berdasarkan
program-program kegiatan yang kami laksanakan selama Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM), ada beberapa program yang dapat ditindaklanjuti seperti taman
baca yang telah kami bangun di Pekon Way Jambu. Dengan cara menjaga dengan baik
buku yang sudah kami berikan untuk di saung baca tersebut dan bisa juga dengan
menyumbangkan buku yang sudah tidak dipakai di saung baca. Demonstrasi kit juga
dapat ditindaklanjuti agar siswa-siswi tidak bosan hanya belajar di ruang
kelas. Begitu juga dengan sosialisasi ekonomi kreatif yang kami lakukan yang
mendapatkan respon sangat baik dengan antusiasme dari anak-anak Pekon Way
jambu.
c.
Pencapaian hasil
Alhamdulillah,
meski dalam menjalani program kerja individu ada beberapa faktor penghambat dan
lain sebagainya tentunya tetap kami laksanakan dengan menggunakan sarana dan
prasarana seadanya dan juga sesuai batas kemampuan mahasiswa KPM dan bantuan
Masyarakat Pekon Way Jambu.
1) Dalam
bidang agama umum seperti Khotib dan imam di masjid itu tidak ada halangan dan
al hamdulillah dengan ini mampu memotivasi para pemuda Pekon Way Jambu untuk
melaksanakan sholat jum at dan sholat lima waktu berjama’ah di masjid.
2) Dalam
bidang agama khusus yaitu Bimbingan belajar bahasa arab sudah terealisasi dan
ada beberapa anak sudah pandai mengaji dengan mengenal huruf huruf arab dan
juga menghafal kosa kata bahasa arab.
3) Dalam
bidang penunjang yaitu dengan mengadakan Gerakan pemuda sehat dengan volli
pemuda dan pemudi pekon way jambu semakin meningkat kualitasnya dan sudah mulai
bertanding bermain volly baik tingkat pemangku ataupun tingkat desa, serta
sudah teroganisir dalam pembentukan team.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang kami
dapatkan dalam kegiatan KPM ini adalah sebagai berikut:
1.
Kegiatan
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro di
Pekon Way jambu Kecamatan pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat mendapat
sambutan, tanggapan dan perhatian yang cukup baik dari warga sekitar dan
pejabat desa setempat.
2.
Secara
keseluruhan, kegiatan Masyarakat (KPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro
berlangsung dengan baik. Program-program yang direncanakan dapat terealisasi
dengan optimal walaupun mendapatkan sedikit kendala.
3.
Bekal
yang kami berikan pada masyarakat pada dasarnya, kami memberikan dukungan dan
pengetahuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya, serta adanya dampak
positif atas kehadiran kita baik dampak secara langsung maupun tidak langsung.
Maka kita sebagai mahasiswa harus menjadi motivator dan panutan yang baik bagi
warga Pekon Way jambu.
4.
KPM
yang kami lakukan di Pekon Way jambu ini dengan tujuan membawa
kenangan-kenangan positif dari kegiatan-kegiatan yang positif pula yang kami
lakukan selama satu bulan kami mengabdi kepada masyarakat Pekon Way jambu.
5.
Dari
pengabdian yang kami lakukan kami dapat menyimpulkan bahwa masyarakat di
antaranya dapat menyimpulkan dari kegiatan dan perlakuan kami selama kami
tinggal di daerah mereka dan oleh sebab itu masyarakat Desa bisa dibilang
melihat kegiatan kami sebagai cermin dari perlakuan mereka selanjutnya.
6.
Tentunya
kegiatan KPM yang diadakan oleh Masyarakat (Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Metro mempunyai tujuan di antaranya menjalin erat hubungan antara lembaga
perguruan tinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan masyarakat dan pemerintah
setempat semakin baik, sehingga penanganan di berbagai bidang pembangunan akan
terintegrasi.
B.
Rekomendasi
Jika KPM ingin diadakan
di lain kesempatan, bantuan dana yang diberikan baik dari pihak pemeritahan
ataupun universitas lebih ditingkatkan lagi, karena 50% dana akan digunakan
untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di masyarakat tersebut. Selain
itu, perlu adanya tindak lanjut dari kegiatan-kegiatan kami sehingga masyarakat
dapat mengembangkan hasil dari program KPM kami. Selain itu sebelum para
peserta KPM IAIN METRO dikirim ke daerah-daerah pengabdian hendaknya diberikan
berbagai pembekalan dan persiapan yang menunjang agar mampu mempersiapkan
berbagai programnya dengan baik, sehingga hasil dalam program-program kerja
yang kami lakukan tercapai dengan sangat baik dan tidak ada kendala.
EPILOG
A.
Kesan Masyarakat atas Pelayanan KPM IAIN METRO
1.
Bpk. Durrohman (Juru tulis pekon)
“Saya
senang dengan adanya kegiatan KPM di pekon Way Jambu. Saya berharap tahun
selanjutnya kegiatan KPM ini terus berlanjut. Terima kasih banyak juga kepada
mahasiswa yang sudah melaksanakan kegiatan KPM. Semoga para mahasiswa dapat
meraih cita-citanya.” (Wawancara tanggal 20 Agustus 2018)
2.
Nando (Siswa SD Way Jambu)
“Terima
kasih kakak-kakak mahasiswa sudah memberikan kami ilmu yang bermanfaat. Kami
jadi bisa perkalian dan pembagian dan juga bisa berpidato. Terima kasih
banyak.” (Wawancara tanggal 27 Agustus 2018)
3.
Bpk. Tamrin (Ketua Karang Taruna Pekon Way Jambu)
“Ini
kali pertama Pekon Way Jambu mengadakan kegiatan-kegiatan perlombaan yang
memeriahkan hari ulang tahun RI yang dimana setiap 17 Agustus di pekon ini
fakum tidak ada kegiatan. (Wawancara tanggal 18 Agustus 2018)
4. Bpk. Merah Bangsawan (Peratin Pekon Way Jambu)
“Pertama, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
mahasiswa KPM IAIN METRO semua, atas kegiatan yang dilakukan di kampung kami
ini. Kedua, saya mewakili warga Pekon Way Jambu
mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan yang dilakukan masyarakat
kepada Mahasiswa KPM IAIN METRO, semoga kalian semua sukses semua dan lulus
ujian, aamiin. Keberadaan kalian yang KPM di Pekon Way Jambu ini saya
jamin keamanan dan juga kenyamanannya, karena ini merupakan tanggung jawab saya
sebagai peratin di pekon ini dan jangan lupa setelah selesai KPM ini
sering-seringlah kalian main kesini, kami selalu menerima kalian.(Wawancara
tangga 10 September 2018)
5. july yusman (Ketua Risma Way Jambu)
“Kalian luar biasa pokoknya, terimakasih kalian semua
sudah sharing berbagi pengalaman dan ilmu di kegiatan RISMA , pokoknya
whh....deh” (Wawancara tanggal 11 September 2018)
6. Bpk.Sudir (Pendamping selama KPM/Tetangga terdekat)
“Saya tidak bisa berkata-buat kalian, Cuma abang
seneng atas kehadiran kalian, anak-ana abang selalu banyak kawannya dan bisa
belajar bareng kalian, kalau kalian butuh apa-apa ngomong aja ama abang nanti
abang usahakan, biar tugas kalian selesai dengan lancar.” (Wawancara tanggal 24
Agustus 2018)
7. Bpk. Samsun(Kepala Sekolah SDN Way Jambu)
“Dimanapun kita berada ni pesan buat adik adik
mahasiswa KPM harus dan harus tebarkan kebaikan, tidak usah repot – repot
terutama cukup berikan contoh yang baik buat anak-anak di pekon ini dan selalu
beri motivasi agar mereka semangat untuk belajar, kehadiran kalian tentunya
selama ini sudah mewadahi atau memenuhi
harapan bapak yang tadi, kalau mau ada yang tinggal disini itu lebih bagus. He
he.” (Wawancara tanggal 14 September 2018)
8. Ardi (Anak
tetangga)
“Kakak-kakak, kaka kpm jangan pulang yaa, tinggal
disini aja sampai aku besar, nikah sama orang sisni aja, aku gak mau kaka
pergi, ( Wawancara malam perpisahan 16 September 2018) .
9. Andi (Ketua Bujang Pekon Way Jambu)
“Gini ya rasanya berpisah dengankalian, baru
kemaren kita bayan kita ngobrol kita nyari daun, gak terasa kalian dah mau
pulang kemetro, yaa pokoknya jangan lupain kita yang ada disini, maen-maen
kesini bentar lag musim durian sama duku.” (Wawancara tangga 17 September 2018)
B.
Penggalan Kisah Inspiratif KPM
Kisah
inspiratif dari peserta KKN ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa-mahasiswa
calon peserta KKN selanjutnya. Banyak pengalaman-pengalaman yang kami alami
selama kegiatan KKN berlangsung, baik pengalaman-pengalaman yang menyenangkan
maupun pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran bagi masing-masing pribadi
peserta KKN. Hal tersebut dapat dilihat dari kesan-kesan berikut:
CERITA INSPIRATIF
Kelurga
Singkat Di Pesisir Barat
By : Roy Aditia W
Ketika malam menyapa sunyi
begitu terasa, suara daun kering yang berjatuhanpun terdengar oleh telinga,
hembusan angin malampun sudah tidak di rasa.
Terik matahari menjerit di antara awan yang membentang di seluruh
alampun tak terhiraukan, semua yang menghampiri terasa hampa dan tiada
ketenangan di dalam jiwa hanya menanti waktu dan tanggal dimana terpisah dari
keluarga, tetangga yang sering menyapa, ratusan bahkan ribuan mahasiswa yang
sering berjumpa bersama, sahabat dekat selalu ada setiap suka dan duka tetapi
semua itu akan menjadi angan untuk bersama selama 40 hari.
40 hari yang terbayang dan terbenak dalam fikiran begitu suram
berada di wilayah orang tanpa ada yang di kenal, sanak saudarapun tiada, takut,
sedih, galau, gimana dan gimana selalu bertanya – tanya di dalam dada setiap
mahasiswa.
Kini waktu dan tanggal itu semakin mendekat hitungan bulan, minggu,
hari, jam bahkan menit kini tak lagi di hiraukan karena semakin cepat
terlewatkan dan rasa ini kini telah tiba saatnya, meninggalkan semuanya
terdampar di pesisir barat di tepi samudera india yang tak pernah terbesit akan
tinggal disana namun apalah daya karena ini merupakan tugas yang memang harus
di jalani siap tak siap harus berangkat.
Besitan rasa yang menyesatkan tetap menghantui setiap kedipan mata,
berangkat bersama yang satu sama lain pun tak saling kenal, meski satu kampus
tapi tak pernah bertemu, dengan mengawali perjumpaan meski sebentar itu menjadi
hal yang sangat berharga untuk mencari tahu dan saling mengenalkan diri untuk
saling mengetahui, dengan perjumpaan yang singkat itupun tak cukup untuk
mengenal dan memahami sesama, dan tak mampu menghapuskan semua rasa yang selalu
menyelinap dalam fikiran, beritikad baik dengan sesama anggota itu merupakan
langkah awal untuk memulai ikatan sesama teman untuk saling kenal,
keberangkatan yang menjadi sebuah moment bersama, deraian ombak pun terdengar
menerpa ruang suara.
Ketika tiba saat yang di nanti kini waktunya untuk menjalani,
kuliah pengabdian masyarakat periode II ini kami di tempatkan di ujung dan jauh
dari kampus, jarak tempuh dari kampus ke tempat KPM kami kurang lebih memakan
waktu tempuh 7 sampai 8 jam, sehingga dalam menjalani KPM ini sangat wajar
kalau selama KPM kami tidak bisa izin dengan alasan karena jauh.
Selain jauh tempatnya tempat KPM kami di periode II ini ada juga
yang mendapatkan tempat masih sangat pelosok dan al hamdulillah saya beserta
teman-teman baru saya mendapatkan tempat di pekon way jambu, dan disinilah saya
dan teman-teman mengukir sejarah, membangun silaturrahmi yang lebih dekat
selama 40 hari.
Dalam proses KPM ini sebenarnya bukanlah nilai semata dari desa
yang kita tempati dan juga nilai dari pihak kampus yang menjadi tujuan terutama
itu menambah hubungan kekeluargaan silaturrahmi dan seberapa fungsikah kita,
seberapa manfaatkah kita, seberapa pedulikah kita di dalam masyarakat itu.
Apalagi dengan waktu yang ammat singkat hanya 40 hari, memang sebelum berangkat
terbenak di dalam pikiran kita betapa lamanya saya di negeri orang lain yang
masyarakatnya semua berbeda, baik dari segi lingkungan hidup dan juga bahasa
mereka, ketika waktu berjalan pikiran seperti ini nantinya akan menjadi sebuah
kesan jika kalian merasakan betapa bahagianya berjumpa, bergaul, bermasyarakat
dengan mereka yang sebelumnya tidak saling mengenal dengan kita tetapi mereka
menyambut kita dengan kegembiraan dengan kekeluargaan dengan kasih sayang dan
penuh perhatian dan ini terjadi di Pekon Way Jambu tempat saya dan kawan-kawan
KPM.
Pekon Way Jambu ini
masyarakatnya subhanallah, mereka ramah dan juga mampu merangkul dan menjamu
orang-orang baru yang datang di pekon
ini, bahkan saya sempat bertanya dengan salah satu masyarakat di Pekon
Way Jambu ini “siapapun dek, yang datang
ke pekon ini pasti berat buat ninggalin karena betah disini” ujarnya.
Tetapi memang benar suatu kebanggaan dan ksenangan sendiri dalam jiwa dan
nurani saya pribadi begitu juga deng rekan rekan KPM, apa yang kami rasakan
memang sesuai dengan apa yang masyarakat disana ucapkan, terlebih lagi kami
disana dijamin keamanannya, kenyamanannya selama 40 hari oleh Bapak Peratin
Merah Bangsawan, yang dari awal kami datang sudah di sambut dengan ujaranya
seperti itu.
Jadi selama 40 hari
ini merupakan waktu yang sangat singkat ketika saya merasakan hidup
bermasyarakat merasa nyaman, betah
seperti keluarga sendiri baik rekan-rekan KPM dan juga masyarakat sekitar
bahkan saya anggap seperti keluarga semuanya, dan Pekon Way Jambu ini seperti
kampung sendiri.
Semoga penggalan
cerita ini mampu mengginspirasi buat kalian semua yang membaca terutama buat
mahasiswa yang munkin akan menjalankan KPM/KKN selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Larasati , Jurnal Upaya
Meningkatkan Keterampilan Berpidato Dengan Paket Belajar Mandiri Pada Kelas Ix
Siswa Smpn 2 Semarang , Dosen Bahasa Sastra Indonesia, IKIP PGRI Semarang
www.e-journal.metrouniv.ac.id/jurnal
pembelajaran bahasa arab tingkat dasar,oleh Nursyimah
.
Larasati ,Upaya Meningkatkan Keterampilan Berpidato
Dengan Paket Belajar Mandiri Pada Kelas Ix Siswa Smpn 2 Semarang h.4