Showing posts with label Pendidikan. Show all posts


Free Fire adalah permainan survival shooter terbaik yang tersedia di ponsel. Permainan berdurasi 10 menit ini akan menempatkan kamu di pulau terpencil dimana kamu bertarung melawan 49 pemain lainnya, dengan tujuan untuk bertahan hidup. Player bebas memilih posisi untuk memulai pemainan menggunakan parasut, dan tujuan semua ini untuk bertahan dalam zona aman selama mungkin. Menyetir kendaraan untuk menjelajahi map yang besar, bersembunyi dalam parit, atau menjadi tidak terlihat dengan tiarap di padang rumput.

Menyerang, menembak, bertahan hidup, hanya satu tujuan: untuk bertahan hidup dan menjawab panggilan tugas.

- Game Survival terbaik shooter pada fomat aslinya : Cari perlengkapanmu senjatamu, tetap dalam zona bermain, loot musuhmu dan jadilah orang terakhir yang bertahan. Sepanjang perjalanan, carilah airdrop dan hindari serangan udara untuk mendapatkan sedikit keunggulan dari pemain lainnya.

- 10 menit, 50 pemain, game survival terhebat menunggu : Dalam 10 menit, seorang survivor baru akan ditentukan. Apakah kamu akan menjawab tugas panggilan dan menjadi yang terbaik dari semua pemain lainnya?

- Squad 4 orang, dengan sistem komunikasi dalam permainan : Buat squad-mu sampai dengan 4 pemain dan komunikasi dengan squad-mu saat itu juga. Jawab panggilan tugas dan pimpin teman-temanmu menuju kemenangan dan jadilah tim terakhir yang bertahan.

- Realistis dan grafik halus : Kontrol yang mudah untuk digunakan dan grafik halus menjanjikan pengalaman bertahan hidup terbaik yang dapat kamu temukan di ponsel.

Realita yang terjadi di Negara indonesia terutama anak di bawah umur malas belajar adalah permainan, bisa mengakibatkan kebodohan, malas, melawan. Dampak buruk salah satunya Free Fire sangat besar.

Harapan kominfo segera memblokir permainan yang memiliki batasan umur.
Bukan hanya dari kalangan pelajar laki, banyal juga pelajar wanitanya juga.

Pilihlah dan gunakan digital sebijak mungkin.


Sekolah Menengah Atas Negeri 1 SABU Barat di Beralamat di Sabu, Nusa Tenggara Barat dan Siswi tersebut beralamat Sabu, Nusa Tenggara Timur.

Berikut pernyataan pada akun facebook miliknya:
"Bagaimana mungkin aku menodaimu, sementara kau saksi perjalananku dalam menempuh Pendidikan di SMA. Bagaimana mungkin aku menodaimu sementara dibagian sebelah dada sebelah kiri menempel Bendera kebanggaan Indonesia. jika aku tega menodaimu berarti aku tidak menghormati orang tua ku yang susah membelimu dengan keringatnya, jika aku menodaimu apalah daya hasil pendidikan selama 3 tahun ini"
Baca Juga:  TUMBAL KELULUSAN PERAYAAN KELULUSAN 1 SISWA METRO MEREGANG NYAWA

begitu kesaksian Lodia Radja Hau kemarin itu kala tepat kelulusannya serentak se-indonesia yang hanya bisa membuat status di berandanya.

banyak netizen yang memuji pernyataan Lodia, baik dari Lodia hebat, salut hingga membuat haru pembacanya, dalam akunnya pula banyak fotonya yang dibilang tak berlebihan.

sementara ada kalangan netizen yang berkomentar yang sedikit pedas, sedang pedas dan sangat pedas dalam komentarnya.

karena, dalam berkomentarnya netizen yang pedas hanya di senyumkan saja oleh Lodia, sifat igenis postingan Lodia yang menyatakan keadaannya saat itu.

namun, berhati-hatilah dalam berkomentar sedikit berkomentar dapat menjurumus pelanggaran penggunaan IT bila pemiliknya tidak terima keadaan komentar netizen.


Ma'had Alkahfi MAN 1 Lampung Timur merupan Madrasah Aliah Negri Lampung Timur yang memiliki Boarding School dan terdapat program unggulan yaitu Tahfizhul Qur an, yang di wajibkan kepada para santriwan dan santriwati untuk dapat menghafal al quran minimal 3 juz selama menempuh pendidikan di MAN 1 Lampung Timur terutama yang tinggal di asrama.

Meskipun target minimal 3 juz dalam 3 tahun, tetapi banayak yang banyak sekali santriwan dan santriwati yang mampu melebihi target tersebut.


Ujian tahfizh al quran pada ahir tahun ajaran ini yang terbanyak hafaalannya mencapai 16 Juz.
     
Moment yang sangat luarbiasa yang mungkin akan dirasakan hanya sekali saja dalam masa pendidikan di Ma'had Alkahfi MAN 1 Lampung Timur adalah saat menghadapi UJIAN TAHFIZH sebelum acara wisuda akhiru sannah.
Kegiatan foto bersama sebelum memulai Ujian Akhir Tahfidz (UAT) al Qur'an antara Santriwan/i kelas XII dengan Al Ustadz Dr. Ihsan Nawawi, M. Pd. I Al Hafizh beserta Tim Dewan Penguji.


Untuk mendapatkan seputar informasi Ma'had Alkahfi MAN 1 Lampung Timur silahkan akses di :
Facebook@Alkahfilamtim




Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menyatakan, bahwa sebagai bagian penggerak kemajuan bangsa, maka guru harus memberikan perubahan karakter yang nyata bagi murid-muridnya. Salah satu penerapannya dalam kelas guru harus mengajarkan anak muridnya aktif dalam memahami dan mengkritis suatu pelajajaran.
“Jadi murid jangan hanya diajak datang, duduk, diam saja soal pelajaran. Ini salah karena murid-mudridnya tak diajak krtis sehingga muridnya bisa tak menguasai pelajar dan juga tak punya karakter untuk terlibat aktif,” ujar Anies ketika membuka dan memberikan arahan kepada para kepala  dan guru Sekolah-Sekolah Al Irsyad dalam Acara semiloka pendidikan akidah dan mabadi Al Irsyad di Gedung LPMP Jakarta, Tanjung Barat, Jakarta Selatan pada Sabtu (16/02).
Ditambahkan Anies, kualitas karakter harus menjadi penumbuh dalam mendidik siswa. Karenanya setiap siswa harus memiliki karakter moral  serta memiliki integritas, kejujuran, empati, keberanian dan empati.
Disisi lain, dalam mengelola sekolah, para penyelenggara sekolah harus bisa mendidik siswanya agar memiliki karakter-karakter positif seperti kreatif, berpikir kritis, komunikatif dan kolaboratif.

Menurutnya, PR terbesar adalah bagi para penyusun kebijakan pendidikan mendidik siswa jadi pemenang dalam kompetisi global yang sekarang ini sudah terjadi. Nilai kita bawa, karena itu kita bicara aqidah, tapi teknik dalam proses pendidikan kita harus belajar dari mana-mana.
“Jadi buat sekolah bagi murid itu menjadi; datang senang hati, belajar suka hati, pulang berat hati,” tandas Anies

              Analisis Pendidikan – (PG), suatu keterkaitan membongkar yang dianggap tabu pada zaman milinial ini. Pada kenyataan sangat perlu di buka di muka umum.


              Perlu kita ketahui pendidikan yang diberikan selama di pondok :

  • Pertama, tetap menjunjung tinggi pemilik ilmu dalam arti menghormati sang guru adapun semata kembali kepada sang murid agar ilmu yang di dapat adalah ilmu barokah, yang di nyatakan ilmu yang barokah ialah suatu yang baik disampaikan melalui guru dapat diterapkan atau di amalkan kembali kepada orang lain di sebut pula ilmu yang bermanfaat. Bagaimana dikatakan bermanfaat bila seorang murid tak lagi menghormati guru. 
  • Kedua, menjaga ilmu dari sesuatu yang membuat ilmu itu cacat, ilmu yang cacat bila di iringi perilaku keji dan atau maksiat dan hati yang ragu akan ketetapan Allah SWT. 
  • Ketiga, Menjaga tempat menimba ilmu baik fisik maupun nama baik tempat menimba ilmu. Keempat, menjalin silaturahim dengan teman sejawat dan guru.


Baca Juga | Sejarah Tari Cangget Agung dan Perkembanganya – Tarian Tradisional Lampung

              Mandiri dalam prilaku yaitu menerima ilmu telah di paparkan dengan melihat pada kehidupan di pesantren, namun terdapat kelemahan pada sains (tak semua). Bukan lagi fiktif mampu bersaing pada ilmu sains walaupun beberapa saja lolos memenangkan olimpiade.


              Perlu kita lihat dengan dua mata tertangkap kamera media bahwa guru masuk penjara karena murid dan hak seorang guru kurang diperhatikan terbukti oleh demo para guru, ini yang akan membuat populasi seorang guru semakin menurun dan permasalahan semakin meajalela di lingkungan sekolah, mestinya permasalahan ilmu lah yang terus di kembang  bukan menyampingkan ilmu dengan membuat permasalahan  diluar etika keilmuan. Seperti halnya guru menganiaya murid, pelecehan sexual pada murid, penggelapan di lingkungan majelis ilmu, dsb. Dan biusnya terjadi pada murid trauma hal tindakan yang belum sampai pada fikirannya sudah dibubuhi tindakan kriminal, tak bisa kita salahkan kepada siapapun lihatlah diri kita ini sampai mana menjadi kumbang manfaat pada negeri ini.

Baca Juga :Sejarah Tari Sembah Sigeh Penguten Tarian Tradisional Lampung

             Dalam hal pendidikan, di bedakan menjadi dua. Menurut sebagian orang yang berfikir maju, yaitu:

  • Pendidikan yang Terdidik;
  • Dan Pendidikan yang Tak Terdidik;

             Se-bebas apapun dalam menimba ilmu tentu menerapkan taat pada tata aturan menimba ilmu, perkuliahan masih terdengar bebas namun itu Fiktif bukan dikatakan Hoax karena dalam arti bebas dalam melakukan hal masih terlingkup mentaati aturan. Semua University umumnya sebagiannya itu.
Dalam hidup telah di atur pada tatanan setiap insani, dan penulis menyimpulkan dari tulisan penulis diatas memberikan tatanan beberapa yang perlu kita ketahui dan mengamalkannya:

  • Ketuhanan (Allah SWT)
  • Rasulullah (Muhammad SAW)
  • Keturunan Rasul (baik Nasab dan Menerima Ilmu)
  • Guru
  • Majelis ilmu
  • Kembang ilmu (orang yang memberikan ilmu tak langsung)
  • Tertib

             Insyaallah dengan itu semua membuat diri kita terdidik. Bila ingin di pertanyakan persilahkan pertanyaan + email atau No WA jawaban akan kami kirim melalui via Komentar dan Email(WA).



Crew : Abdullah Muzakir

Suku Lampung sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu Lampung Pepadun dan lampung Sebatin. Lampung Sebatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lampung.


Sedangkan, Lampung Pepadun adalah sebutan bagi orang Lampung yang berasal dari Sekala Brak di
punggung Bukit Barisan (sebelah barat Lampung Utara) dan menyebar ke utara,timur dan tengah provinsi ini. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga mereka menumbuh-kembangkan kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi jatidirinya. Dan, salah satu kesenian yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat Lampung, khususnya Orang Pepadun, adalah jenis seni tari yang disebut “tari cangget”.


Konon, sebelum tahun 1942 atau sebelum kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia, tari cangget selalu ditampilkan pada setiap upacara yang berhubungan dengan gawi adat, seperti: upacara mendirikan rumah, panen raya, dan mengantar orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji. Pada saat itu orang-orang akan berkumpul, baik tua, muda, laki-laki maupun perempuan dengan tujuan selain untuk mengikuti upacara, juga berkenalan dengan sesamanya. Jadi, pada waktu itu tari cangget dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada suatu desa atau kampung dan bukan oleh penari-penari khusus yang memang menggeluti seni tari
tersebut.

Waktu itu para orangtua biasanya memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka dalam membawakan tariannya. Kegiatan seperti itu oleh orang Lampung disebut dengan nindai. Tujuannya tidak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda atau pemudi ketika sedang menarikan tari cangget, melainkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung.

Bagi para pemuda dan atau pemudi itu sendiri kesempatan tersebut dapat dijadikan sebagai arena pencarian jodoh. Dan, jika ada yang saling tertarik dan orang tuanya setuju, maka mereka meneruskan ke jenjang perkawinan.


  • Macam-macam Tari Cangget

Tarian cangget yang menjadi ciri khas orang Lampung ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:
·         Cengget Nyambuk Temui, adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerahnya.
·         Cangget Bakha, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat bulat purnama atau setelah selesai panen (pada saat upacara panen raya).
·         Cangget Penganggik, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat mereka menerima anggota baru. Yang dimaksud sebagai anggota baru adalah pada pemuda dan atau pemudi yang telah berubah statusnya dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melalukan upacara busepei (kikir gigi).
·         Cangget Pilangan, adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya yang akan menikah dan pergi ke luar dari desa, mengikuti isteri atau suaminya.
·         Cangget Agung adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat (Cacak Pepadun). Pada saat upacara pengangkatan ini, apabila Si Kepala Adat mempunyai seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan diikutsertakan dalam tarian cangget agung dan setelah itu ia pun akan dianugerahi gelar Inten, ujian, Indoman atau Dalom Batin.

Baca Juga : Harga dan Spesifikasi Razer Phone Terbaru
  • Gerakan Tari Cangget

Walau tarian cangget terdiri dari beberapa macam, namun tarian ini pada dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu:
(1) gerak sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat);
(2) gerakan knui melayang (lambang keagungan);
(3) gerak igel (lambang keperkasaan);
(4) gerak ngetir (lambang keteguhan dan kesucian hati;
(5) gerak rebah pohon (lambang kelembutan hati);
(6) gerak jajak/pincak (lambang kesiagaan dalam menghadapi mara bahaya); dan
(7) gerak knui tabang (lambang rasa percaya diri).


  • Peralatan Tari Cangget

Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tari Canget diantaranya adalah:
(1) canang lunik 8–12 buah;
(2) bende sebuah;
(3) gujeh sebuah;
(4) gong 2 buah;
(5) gendang sebuah; dan
(6) pepetuk 2 buah.

  • Busana Tari Cangget
Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah:
 (1) kain tapis;
(2) kebaya panjang warna putih;
(3) siger;
(4) gelang burung;
(5) gelang ruwi;
(6) kalung papan jajar;
(7) buah jarum;
(8) bulu seratai;
(9) tanggai;
(10) peneken;
(11)anting-anting; dan
(12) kaos kaki warna putih. 

Sedangkan busana dan perlengkapan pada penari laki-laki adalah:
(1) kain tipis setengah tiang;
(2) bulu seratai;
(3) ikat pandan;
(4) jubah; dan
(5) baju sebelah.

  • Perkembangan Tari Cangget

Selain peralatan musik dan busana bagi penarinya, tarian ini juga menggunakan perlengkapan-perlengkapan pendukung lainnya, yaitu:
 (1) jepana (tandu usungan) yang dipakai pada saat mengantar dan menjemput tamu agung, sesepuh adat ataupun puteri kepala adat dan kutamara;
(2) tombak dan keris, dipakai pada saat tari igel;
(3) talam emas, dipakai untuk landasan menurunkan serta menaikkan para sesepuh atau tetua adat dari Jepana memasuki Sesat Agung ataupun sebaliknya;

(4) Payung adat yang warna putih (lambang kesucian) dan warna kuning (lambang keagungan).
Lagu-lagu yang dimainkan saat Tari Cangget

Adapun lagu-lagu yang sering dinyanyikan untuk mengiringi tarian Cangget Agung adalah :
(1) tabuh mapak/nyabuk temui;
(2) tabuh tari (tarey);
(3) serliah adak;
(4) mikhul bekekes;
(5) gupek; dan
(6) hujan turun. 

Catatan: Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, penyelenggaraan tarian ini semakin berkurang. Tarian cangget tidak lagi ditarikan oleh para pamuda dan pemudi untuk saling berkenalan, melainkan telah menjadi suatu tarian khusus yang dimainkan oleh penari-penari tertentu (tidak sembarang orang) dan pada saat-saat tertentu saja (upacara adat saja).

  • Nilai Budaya

Cangget sebagai tarian khas orang Lampung Pepadun, jika dicermati, mengandung Banyak nialai yaitu:
·         Nilai estetika (keindahan), sebagaimana yang tercermin dalam gerakan-gerakan tubuh para penarinya. Akan tetapi, juga nilai kerukunan dan kesyukuran.
·         Nilai kerukunan tercermin dalam fungsi tari tersebut yang diantaranya adalah sebagai ajang berkumpul dan berkenalan baik bagi orang tua, kaum muda, laki-laki maupun perempuan. Dengan berkumpul dan saling berkenalan antar warga dalam suatu kampung atau desa untuk merayakan suatu upacara adat, maka akan terjalin silaturahim antar sesama dan akhirnya akan menciptakan suatu kerukunan di dalam kampung atau desa tersebut.
·         Nilai kesyukuran juga tercermin dalam tujuan diselenggarakannya tarian tersebut, yang merupakan salah satu unsur dalam penyelenggaraan suatu upacara adat sebagai perwujudan rasa syukur kepada Sang Pencipta (Allah SWT).

Tari Sembah Sigeh Penguten

            Provinsi Lampung adalah Provinsi yang letak wilayahnya paling selatan dari pulau Sumatera-Indonesia. Letak pulau ini sangat berdekatan dengan pulau Jawa hanya saja di batasi oleh lautan yaitu Selat Sunda, sehingga Provinsi Lampung ini menjadi salah satu tujuan transmigrasi dari pulau jawa yang pada saat ini penduduk yang ada di Provinsi Lampung tidak hanya suku Lampung saja, diantaranya suku Jawa, Sunda, Bali dan suku Lampung sendiri, serta masih banyak lagi suku yang pada saat ini tinggal di Provinsi Lampung.

Meski penduduk yang ada di provinsi lampung ini berbagai suku, tetapi suku lampung tetap terjaga dan berkembang dari seni tari, adat istiadat dan lain sebagainya.

Baca Juga : Harga dan Spesifikasi Razer Phone Terbaru
            Tari sembah Sigeh Penguten adalah tari tradisional indonesia yang berasal dari propinsi lampung. Tarian ini pada awalnya bernama tari sembah. Namun terlah begitu banyak jenis tarian sembah, maka untuk membedakannya kemudian di bakukan menjadi tari Sigeh Penguten. Namun pada perjalanannya akhirnya di kenal dengan istilah tari sembah sigeh penguten.

           Tari sembah Sigeh Penguten merupakan tari adat budaya lampung yang berasal dari suku Pepadun. Semula tarian ini di persembahkan  untuk menyambut kedatangan para raja dan tamu-tamu istimewa. Sebagai cara menunjukan keramahan dan penghormatan. Mungkin karena hal ini kemudian tari sembah sigeh penguten identik sebagai tari penyambutan. 


          Selain diperagakan diupacara-upacara adat serta upacara penyambutan tamu agung, tari sembah juga sering di peragakan di acara pernikahan adat Lampung, fungsinya tetap sama yaitu sebagai upacara penyambutan untuk para tamu tari sigeh pengutenang hadir di acara tersebut.

          Sebagai sebuah tarian daerah, tari sembah Sigeh penguten dalam setiap penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat lampung. Terutama dalam busana yang dikenakan oleh para penari. Busana yang dikenakanoleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan tanggainya.

Baca Juga : Harga dan Spesifikasi Xiaomi Redmi Y1

Busana dan Atribut Tari Sembah Sigeh Penguten
Busana

          Tari sembah Sigeh Penguten merupakan tari adat tradisional lampung yang di segala aspek menonjolkan seni budaya lampung. Terutama pada busana dan atribut yang dikenakannya ada ciri lampung yang khas. Seperti siger dan tanggai ataupun kain tapis yang dikenakan para penari. Semua khas lampung dan hanya ada di daerah Lampung.

Busana dan atribut yang dikenakan oleh para penari tari sembah sigeh penguten antara lain adalah:

1. Busana yang dikenakan oleh para penari tari sembah sigeh penguten terdiri dari:

           Sesapur adalah baju kurung bewarna putih atau baju yang tidak berangkai pada sisinya namun pada sisi bagian bawah terdapat hiasan berbentuk koin berwarna perak atau emas yang digantung secara berangkai (rumbai ringgit). Baju ini digunakan sebagai baju atasan para penari.
           
           Kain tapis adalah kain tenun tradisional lampung yang terbuat dari bahan katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain tapis bermotif sepeti ini biasanya disebut dengan nama kain tapis Dewasana (Dewo sanaw). Kain tapis ini biasanya di gunakan oleh para wanita saat upacara Begawi. Kain ini digunakan sebagai baju bawahan para penari

2. Atribut yang dikenakan oleh para penari tapi sembah sigeh penguten antara lain adalah:

  •       Mahkota siger Pending, yaitu ikat pinggang dari uang ringgit Belanda dengan gambar ratu Wihelmina di bagian atas.
  • Bulu serti, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan yang digunting berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan kecil-kecil. ikat pinggang bulu serti dikenakan diatas pending.
  • Mulan temanggal, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk tanpa motif yang digantungkan di leher sebatas dada.
  • Dinar, yaitu mata uang Arab dari emas yang diberi peniti dandigantungkan pada sesapur,tepatnya di bagian atas perut.
  • Buah jukum, yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai menjadiuntaian bunga dengan benang dan dijadikan kalung panjang yang dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang.
  • Gelang burung, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap yang diatasnya direkatkan bebe yaitu kain halus yang berlubang-lubang. Gelang burung ini diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di bawah bahu.
  • Gelang kana adalah sebuah gelang yang terbuat dari kuningan berukir dan gelang Arab, yang dikenakan bersama-sama di lengan atas dan bawah.
  • Tanggai adalah hiasan yang berbentuk seperti kuku berwarna keemasan terbuat dari bahan kuningan yang dikenakan di jari penari.
  • Mahkota Siger adalah mahkota berbentuk seperti tanduk yang ditatah hias bertitik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam berjumlah sembilan buah. Disetiap puncak lekukan diberi hiasan bunga cemara dari kuningan. Sedangkan bagian puncak siger diberi hiasan serenja bulan, yaitu hiasan berupa mahkota  kecil yang mempunyai lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam-tajam pada bagian atas serta berhiaskan bunga. Mahkota siger ini secara keseluruhan terbuat dari bahan kuningan.

 Baca Juga : LENTERA HUKUM MERILIS ORGANISASI UNTUK MENGHASILKAN DIRI MENJADI MILIYADER
Iringan Musik Tari Sembah Sigeh Pengunten yaitu :

            Tari sembah di iringi dengan lantunan Alat Musik khas adat lampung, seorang penari tari sembah terdiri dari beberapa orang wanita yang mengenakan kain tapis dan mahkota siger , dan Para penari di Rias menggunakan kuku palsu sehingga terlihat lentik,   yang mana ada satu dari penari (pemimpin tari) yang membawa sebuah kotak kecil yang bisanya di isi permen / daun sirih atau / r.o.k.o.k yang akan di berikan kepada para tamu.

Lentera Hukum – Ahad, 04 November 2018 | sering kita lihat pada organisasi-organisasi di Indonesia adalah maju, kaya dalam berfikir, namun pernahkah kita lihat suatu organisasi yang menghasilkan Miliyader untuk organisasinya. Banyak dikalangan kita mengatakan tidak, tidak melihat apa yang dilakukan oleh organisasi tersebut. - Jr
Baca Juga | Harga dan Spesifikasi Xiaomi Redmi Y1

Gambar Pembimbing Meng-Koordinir Anggota

         Simak ilustrasi kegiatan di bawah ini untuk mendapatkan Jutaan dalam Ber-organisasi;
Pada Minggu pagi anggota telah mengadakan pertemuan untuk membahas suatu program kegiatan kedepannya dan sebelumnya para anggota harus mengetahui tujuan ber-organisasi tersebut. Adapun tujuan tersebut yaitu:

           Niat, yaitu suatu ide yang terfikirkan dalam diri seseorang untuk memajukan suatu kegiatan yang baik. Sesuai menempatkan tujuan maka tujuan itu pula akan baik pula. Seperti di contohkan oleh pembimbing Lentera Hukum Bapak Nasrudin di pertemuan yaitu perihal Shalat  itu sama dengan shalat lainnya pada tujuan sama untuk menyembah Allah SWT namun Niatlah Yang berbeda.

  • Gambar Kesungguhan Anggota

       Silaturrahim, dalam menciptakan diri menjadi seorang mliyader tentunya sangat berpengaruh pada sekeliling kita untuk membangun kita menjadi kuat dari serangan yang menantang. Bentuk silaturrahim banyak macam pertemuan baik dari pertemuan antar anggota maupun pertemuan anggota dengan pembimbing, seperti yang dilakukan oleh anggota Lentera Hukum.
        Progja, dari pertemuan harus ada yang menyangkut Program Kerja ke depan seperti telah disepakati anggota Lentera Hukum dengan Pembimbing memiliki 3 Bidang di antaranya:

        Bidang Keagamaan : bidang pertama pentingnya keagamaan di karenakan yang memotifasi dan membentuk perbuatan positif adalah agama kita.

        Bidang Pengembangan dan Perencanaan Organisasi : pada yang ke dua ini tombak meluncurkan ideologi diri pada anggota ber-organisasi menjadi Miliyader seperti cetusnya kegiatan Unit Usaha Organisasi(Lentera Hukum), Membuka Peluang Pekerjaan, Membuka Kelas Menulis, dan Membuka Gagasan Memasarkan Karya(Produk dan Non-Produk).
Baca Juga | Harga dan Spesifikasi Razer Phone Terbaru

         Bidang Humas : pada Bidang Ketiga yakni Pelaksana dari Perencanaan oleh Kesepakatan Anggota yang telah di sepakati dan mengeluarkan pula kegiatan yang membuat anggotanya peduli lingkungan(ekstern dan Intern) Lentera Hukum agar antar anggota tak merasakan kejenuhan sehingga selama melakukan kegiatan tetap semangat dan memberikan ide yang membuat keberhasilan pada Organisasi.

         Ketiga bidang diatas secara tertib dilaksanakan dan membagi waktu secaras umum bervariasi menentukan waktu yang tepat melaksanakan kegiatan.
Perogram-program yang dicetus yaitu:

-. Membuat kegiatan Mingguan
-. Membuat kegiatan Bulanan
-. Dan membuat kegiatan tahunan

Gambar Anggota Membuat Skema
Kunjungi |
# Desa Banjarrejo Kecamatan Batanghari titik pengembangan Lentera Hukum
# IAIN Metro Membentuk Lentera Hukum untuk Masyarkat
# Group Umum Lentera Hukum
Lihat belajar mengembangkan Website dari dasar hingga Mahir menghasilkan Uang

Crew : Lentera Hukum(Bidang Pengembangan dan Perencanaan Organisasi)


            Agar semuanya berjalan dengan baik, perhatian harus diambil untuk membuat rencana yang kuat dan bisa diterapkan untuk melaksanakannya dan hal yang sama berlaku untuk desain situs web. Dengan desain situs web yang dipikirkan dengan baik, Anda akan dapat membuat situs yang menghasilkan beberapa aliran pendapatan untuk Anda. Bahkan, mungkin situs web berubah menjadi gurun online karena mereka tidak terencana dengan baik dan tidak mendapatkan satu pengunjung. Secara bertahap, webmaster tidak akan termotivasi untuk memperbaruinya lagi dan berubah menjadi dunia maya yang terbuang.

Baca Juga : Harga dan Spesifikasi Oppo R11s Plus
           Titik penting dari perencanaan situs Anda adalah mengoptimalkannya untuk pendapatan jika Anda ingin mendapatkan penghasilan dari situs tersebut. Bagilah situs Anda menjadi blok-blok besar, diurutkan berdasarkan tema, dan mulailah membuat halaman dan sub-bagian baru dalam blok-blok itu. Misalnya, Anda mungkin memiliki bagian "makanan", bagian "akomodasi", dan bagian "hiburan" untuk situs pariwisata. Anda kemudian dapat menulis dan mempublikasikan artikel yang relevan di bagian masing-masing untuk menarik aliran lalu lintas yang datang mencari informasi lebih lanjut.



            Bila Anda memiliki cakupan tema yang lebih luas dan lebih jelas untuk situs web Anda, Anda dapat menjual ruang pada halaman Anda kepada orang-orang yang tertarik dalam beriklan di halaman Anda. Anda juga dapat memperoleh penghasilan dari program seperti Google Adsense dan Yahoo! Cari Pemasaran jika orang-orang berselancar ke halaman-halaman bertema dan mengklik iklan. Untuk alasan ini, iklan memblokir pada halaman Anda harus relevan dengan konten, sehingga halaman bertema sesuai dengan kriteria itu dengan sempurna.

Ketika internet menjadi lebih luas, beriklan di Internet akan menghasilkan lebih banyak hasil daripada di majalah atau media offline. Oleh karena itu, mulailah memanfaatkan arus laba yang menguntungkan ini segera!





LAPORAN AKHIR  INDIVIDUAL
KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM) IAIN METRO
TAHUN 2018

           
BIDANG   :     1. BIDANG AGAMA
                                    2. BIDANG PENUNJANG

           
                       













 Nama                          : Roy aditia w
Npm                             : 1503010010
Fakultas /Jurusan                     :  Fuad/ Bsa

Pekon                          : Way Jambu
Kecamatan                   : Pesisir Selatan
Kabupaten                   : Pesisir Barat
DPL                             : Dra. Isti Fatonah, MA






KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2018


HALAMAN PENGESAHAN

بِسْÙ…ِ اللّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya dari Progam Kerja KPM IAIN Metro Tahun Akademik 2018, saudara :
Nama                           : ROY ADITIA WARDANA
NPM                            : 1503010010
Fakultas/Jurusan          : FUAD / BAHASA SASTRA ARAB
Desa                            : PEKON WAY JAMBU
Kecamatan                   : PESISIR SELATAN
Kabupaten                   : PESISIR BARAT

Maka dipandang telah memenuhi syarat untuk diajukan sebagai Laporan Akhir Individual KPM IAIN Metro dari saudara tersebut diatas.
Demikian pengesahan ini kami berikan, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.




Metro,      September 2018
                                                            Hormat Kami,
                                                            Dosen Pembimbing Lapangan,



                                                            Dra. Isti Fatonah, MA
                                                            NIP 196705311993032003












KATA PENGANTAR
بِسْÙ…ِ اللّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan kita nikmat terutama iman, islam dan ihsan.  Dengan rahmat dan hidayah Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan program kerja ini dengan sehat wal afiat. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada sang tauladan kita Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para ummatnya yang selalu menjaga sunnahnya.
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang diadakan oleh IAIN Metro merupakan  berbasis Field Research. KPM  ini merupakan suatu kegiatan perkuliahan kurikuler Mahasiswa yang bertujuan untuk pengabdian dan pusat penelitian masyarakat. Tersusunnya program individu ini merupakan hasil kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
  1. Prof. Dr. H Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro
  2. LPPM selaku TIM pelaksana kegiatan KPM  IAIN Metro
  3. Drs. Zuhairi, M.Pd selaku Ketua Panitia Pelaksana Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) IAIN Metro.
  4. Dra.Isti Fatonah, MA selaku Dosen Pembimbing Lapangan
  5. Merah Bangsawan selaku Peratin Pekon Way Jambu
  6. Seluruh warga Pekon Way Jambu
  7. Seluruh tokoh masyarakat serta tokoh agama Pekon Way Jambu  yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu dalam membantu mensukseskan KPM  mahasiswa IAIN Metro.
Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan Akhir Individual.  Sehingga kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan program kerja individual  ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.


Way Jambu,    September 2018
Penulis



Roy Aditia Wardana
NPM. 1503010010


DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................... i
Halaman Pengesahan......................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................. iii
Daftar Isi............................................................................................ iv
Daftar Tabel....................................................................................... vi
Daftar Gambar.................................................................................. vii
Ringkasan Eksekutif.......................................................................... viii
Prolog................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A.     Dasar Pemikiran .....................................................................  1
B.     Kondisi Umum Pekon ............................................................  1
C.      Permasalahan ........................................................................  3
D.     Fokus dan Prioritas Program ...................................................  4
E.      Sasaran dan Target .................................................................  4
F.      Jadwal Pelaksanaan Program ..................................................  5
G.     Pendanaan ..............................................................................  5
H.     Sistematika Penyusunan .........................................................  6
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM ...........................  7
A.     Metode Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
(PAR, ABCD, metode interverensi sosial, atau
motede lainnya .......................................................................  7
B.     Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat .......................  9
BAB III KONDISI PEKON............................................................... 17
A.     Sejarah Singkat Pekon ............................................................  17
B.     Letak Geografis ......................................................................  18
C.     Struktur Penduduk ..................................................................  19 
D.     Sarana dan Prasarana ..............................................................  20
BAB IV HASIL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN............. 21
A.     Kerangka Pemecahan Masalah ...............................................  21
B.     Bentuk dan Hasil Kegiatan Pengabdian ..................................  22
C.     Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan .............................  23
D.     Faktor Faktor Pendukung dan Penghambat
E.      Pencapaian Hasil ....................................................................  24




BAB V KESIMPULAN DAN REKOM ENDASI.............................. 25
A.     Kesimpulan ............................................................................  25
B.     Rekomendasi ..........................................................................  25
Epilog ................................................................................................  27
A.     Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KPM ..............................  27
B.     Penggalan Kasih Inspiratif KPM .............................................  29
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................32
BIOGRAFI SINGKAT ..............................................................................34
LAMPIRAN LAMPIRAN.........................................................................35
A.     Lampiran I .......................................................................................34
Progja individu bidang agama umum..............................................34
B.     Lampiran II......................................................................................36
Progja individu bidang agama khusus.............................................36
C.     Lampiran III.....................................................................................38
Progja individu bidang penunjang...................................................38
























DAFTAR TABEL


Tabel 1.1 :  Jadwal Pelaksanaan Program Kerja KPM.............................5
Tabel 1.2 :  Pendanaan Pelaksanaan Program Kerja KPM.......................5
Tabel 1.3 :  Sejarah Pekon Way Jambu....................................................17
Tabel 1.4 :  Kondisi Perekonomian .........................................................18
Tabel 1.5 :  Letak Geografis Pekon Way Jambu......................................19
Tabel 1.6 :  Pendidikan Umum.................................................................20
Tabel 1.7 :  Sarana dan Prasarana.............................................................20



















DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1  : Khutbah ‘Idul Adha...........................................................34
Gambar 2.2  : Persiapan Khutbah Jum’at.................................................34
Gambar 2.3  : Setoran Tahfizh Dan Pengarahan Metode Dakwah...........35
Gambar 2.4  : Foto Bersama Ketua Risma Pekon Way Jambu (Memberikan Masukan Kegiatan Risma).........................35
Gambar 2.5  : Memberikan Mau’idlotul Hasanah Dan Memimpin Do’a (Acara Memperingati 1 Muharram Tingkat Anak-Anak).36
Gambar 2.6  : Belajar Huruf-Huruf Arab..................................................36
Gambar 2.7  : Belajar Bahasa Arab Dengan Bernyanyi Dan Menonton..37
Gambar 2.8  : Foto Bersama Setelah Belajar Menghafal Mufrodat.........37
Gambar 2.9  : Tournamen Volly Antar Pemangku Way Jambu...............38
Gambar 3.1  : Team Volly  Ke 2 Pekon Way Jambu............................... 38















Ringkasan Eksekutif

Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KPM di Pekon Way Jambu selama 40 hari. Ada 10 orang mahasiswa yang terlibat dalam kelompok ini, berasal dari 4 fakultas yang berbeda. Kami dibimbing oleh Ibu Dra. Isti Fatonah , MA, beliau adalah dosen sekaligus kepala fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaa. Dengan fokus pada program kerja individu yaitu dibidang agama umum, agama khusus dan program kerja penunjang.
Selain itu di buku ini juga memaparkan hasil program kerja yang sudah terealisasikan selama 40 hari di Pekon Way Jambu Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat.
Kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana Rp. 12.000.000,-. Dana tersebut didapatkan dari iuran anggota kelompok KPM IAIN METRO Periode II.
Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah kami raih yaitu :
1.      Meningkatkan peran masyarakat dalam membangun desa.
2.      Bertambahnya motivasi anak-anak untuk belajar dan melanjutkan sekolah.
3.      Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai IAIN Metro.
4.      Bertambahnya semangat dalam mendalami ilmu kegamaan.
5.      Bertambahnya pengetahuan tentang bahasa asing.
6.      Meningkatnya jamaah sholat wajib dan juga sholat jum at.
saat merencakan dan implementasi kegiatan, terdapat kendala yang kami hadapi, antara lain:
1.      Tempat
2.      Pemahaman bahasa.
3.      Kurangnya sarana yang di sediakan pekon.
Namun, sekalipun demikian kami akhirnya bisa merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangannya adalah :
1.      Untuk tempat di Pekon Way Jambu dapat di maklumi karena aula dan kantor pekonya masih dalam tahapan pembangunan.
2.      Susahnya memberikan pemahaman yang mudah di cerna oleh anak-anak Pekon Way Jambu yng masih minim berbahasa indonesia, karena kesehariannya masih menggunakan bahasa ibu.
3.      Lapangan olahraga yang masih apa adanya akan tetapi untuk lapangan volly sudah cukup membaik sehingga dapat terealisasi dalam menjalankan program kerja KPM.





























PROLOG

Alhamdulillah, Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) 2018 sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat telah selesai dilaksanakan bersama mahasiswa-mahasiswi IAIN Metro, pengabdian tersebut merupakan salah satu bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi yang selalu dilaksanakan setiap tahun.
Kegiatan pengabdian pada tahun ini sudah berjalan dengan baik dan lancar ditandai dengan terlaksananya program kerja yang telah disiapkan sebelumnya oleh kelompok KPM mahasiswa. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan di Pekon Way Jambu, Pesisir Selatan, Pesisir Barat mengambil tema Meningkatkan Peran Perguruan Tinggi dalam Peningkatan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia untuk Membangun Manusia yang Kreatif, Berilmu dan Bermoral.
Buku ini merupakan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh kelompok KPM 2018 di Pekon Way Jambu selama 40hari, yang dimulai dari awal perencanaan, pelaksanaan, dan ditutup dengan pembuatan laporan kegiatan. Kegiatan pengabdian ini diawali dengan melakukan survei serta mencari informasi-informasi yang dibutuhkan terkait kondisi lingkungan lokasi KPM, kepercayaan masyarakat dan hal-hal lainnya kepada tokoh-tokoh masyarakat, para guru, dan sepuh masyarakat kampung itu sendiri. Dari hasil survei dan informasi yang didapatkan itulah para mahasiswa mencoba menyusun kegiatan- kegiatan yang dirasa tepat, dan langsung bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.
Kelompok  KPM Waja  adalah  kelompok  KPM  yang terdiri dari 10 orang; 9 anggota dan 1 ketua. Semuanya berasal dari 4 fakultas dan 7 jurusan. 2 mahasiswa Fakultas Ushuluddin adab dan dakwah dari Jurusan Bahasa dan Sastra Arab dan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 1 mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dari Jurusan Tadris Bahasa Inggris, 2 mahasiswa Fakultas Syariah dari Jurusan Hukum Ekonomi Syariah dan Ahwalul Syakhshiyyah (Hukum Keluarga), 5 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 3 dari Jurusan Perbankan Syariah dan 2 dari Jurusan Ekonomi Syariah.


Secara    umum,     kegiatan     pengabdian     yang    dilaksanakan kelompok KPM WAJA adalah berupa mengajar anak-anak desa tingkat PAUD, TK, SD, SMP , mengabdi kepada masyarakat dan pembuatan plang nama Masjid dan kampung dan lain-lain.
Demikianlah  sedikit  ulasan  mengenai  kegiatan  Kuliah  Kerja
Nyata   yang   dilaksanakan   oleh   kelompok   KKN   WAJA   di Pekon Way Jambu, Pesisir Selatan, Pesisir Barat, Lampung. Semoga apa yang telah mereka persembahkan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa, Aamiin.


Metro,     September 2018
Dosen Pembimbing





                                                                            Dra. Isti Fatonah, MA















                                                                                                  




BAB I
PENDAHULUAN

a.      Dasar Pemikiran
Kuliah pengabdian Masyarakat adalah suatu bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat dan merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Penguruan Tinggi. Dengan diadakannya KPM, diharapkan seorang mahasiswa semakin matang dengan disiplin keilmunya. KPM juga berupaya mewujudkan Pendidikan yang langsung dialami oleh mahasiswa. Jadi tidak hanya sekedar materi tetapi yang lebih penting adalah aplikasi dari teori-teori yang lebih penting yang diperoleh di bangku kuliah yang harus diterapkan dalam lingkungan masyarakat karena terkadang teori-teori yang didapatkan dibangku kuliah tidak sama dengan kenyataan yang ada dilingkungan.
Melalui kegiatan KPM, mahasiswa diharapkan mampu untuk mengenal lingkungan masyarakat secara langsung dengan segala permasalahan yang terjadi. Dengan ditemukannya permasalahan, mahasiswa akan berpikir dan berusaha untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Melalui kegiatan ini pula, diharapkan dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa menuju ke dunia kerja yang cakupannya lebih luas daripada dunia perkuliahan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka kegiatan KPM dianggap penting dan harus diselenggarakan.

b.      Kondisi Umum Pekon
1.    Karakteristik wilayah
Sebelum pekon way jambu labuhan ini terbentuk, daerah ini semula di huni dan meliputi masyarakat yang berada di wilayah utara berbatasan dengan pekon biha, sebelah timur berbatasan dengan persawahan, sebelah selatan berbatasan dengan pekon marang, dan sebelah barat berbatasan dengan laut lepas. Sesuai dengan perkembangan wlayah, sebagian penduduk pekon way jambu labuhan kemudin berpindah ke daerah marang dan sukarame,dan saaat ini pekon way jambu labuhan sudah di pecah lagi menjadi bangun negara yang letaknya antara pekon way jambu labuhan batas kota raja dan pekon marang, di pekon way jambu labuhan sendiri terdapat enam pemangku. Yaitu pemangku I, pemangku II, pemangku III, pemangku sukarame, pemangku kedamaiyan dan pemangku kota raja.

2.      Karakteristik Penduduk
Jumlah penduduk Pekon Way jambu Kecamatan  Pesisir selatan ini berjumlah 1774 jiwa yang meliputi dari laki laki dan perempuan yang sudah masuk kedata dalam pekon way jambu labuhan,   yang menempati dengan luas wilayah permukiman 43 ha/m2, dan luas persawahan 1,90 ha/m2, dan luas perkebunan 1.40 ha/m2 dan luas perladangan 814 ha/m2, serta luas kuburan 2 ha/m2.

3.    Kondisi Sosial dan Ekonomi
Secara sosial dan ekonomi, penduduk Pekon Way jambu dikelompokan dalam basis mata pencaharian pada sektor pertanian, nelayan, produksi tangkil dan petani kelapa. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah pertanian dengn aktivitas utama bertanam padi dan kelapa, pencaharian ikan di laut serta memproduksi hasil alam seperti buah tangkil.

Dengan pengembangan mewujudkan generasi yang memahami dan peduli dengan agama, Bidang Khusus yang berkaitan dengan menjaga sholat lima waktu dan syiar dakwah melalui mimbar-mimbar masjid serta imam dalam sholat ini dan administrasi pemerintahan, kesehatan dan lingkungan hidup. Namun, dari berbagai permasalahan yang ada kami memilih isu yang mendukung terkait biang-bidang tersebut menjadi fokus program kerja individu sehingga program yang dijalankan dapat bermanfaat bagi masyarakat Pekon Way jambu

c.       Permasalahan
Permasalahan yang masih ada dalam  kehidupan masyarakat terkait  bidang agama umum yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan tentang agama dan kepedulian terhadap kebutuhan rohani yang masih kurang, Bidang Khusus yang berkaitan dengan syiar antar mimbar dan bimber bahasa arab atau mengenal tulisan arab sejak dini dan administrasi pemerintahan, kesehatan, dan lingkungan hidup untuk generasi muda way jambu dengan mengadakan dan mengembangkan olahraga volly. Namun, dari berbagai permasalahan yang ada kami memilih isu yang mendukung terkait biang-bidang tersebut menjadi fokus program kerja individu sehingga program yang dijalankan dapat bermanfaat bagi masyarakat Pekon Way jambu.



d.      Fokus Dan Prioritas Program
1.    Fokus Program
Belum optimalnya  kegiatan  masyarakat Pekon way jambu dalam bidang agama, administrasi pemerintahan, kesehatan, KB, dan lingkungan hidup, sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, fokus program penulis  dalam  melakukan pendampingan terhadap kegiatan bidang agama, administrasi pemerintahan, kesehatan, dan lingkungan hidup dilakukan dalam  taraf kegiatan yang menunjang dalam bidang-bidang tersebut sehingga dapat meningkatkan iman dan takwa  masyarakat agar melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Melalui bidang agama, program yang dilakukan difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang meliputi pengembagan pengetahuan tentang agama dan penanaman ras kepedulian sesama muslim, dan di khususkan pada khotib serta imam masjid dan bimbel bahasa arab yang menjadi langkah awal bagi anak-anak untuk menanamkan ahklak yang baik dan nuansa religi beserta pengetahuan atau pengenalan tulisan arab. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa pentingnya nilai rohani yang di tanamkan sejak dini dan pengetahuan mengenai bahasa arab yang merupakan bahasa agama islam.
Perkembangan lembaga pendidikan al-Qur’an yang begitu pesat menandakan makin meingkatnya kemampuan kesadaran masyarakat. akan pentingnya kemampuan baca tulis Al-Qur’an dan keberadannya di Indonesia.[1] Adapun dalam bidang penunjang meliputi bidang administrasi pemerintahan, kesehatan, KB, dan lingkungan hidup, dan lebih difokuskan pada bidang administrasi pemerintahan.
Berdasarkan hal tersebut,  permasalahan yang masih ada dalam  kehidupan masyarakat terkait bidang agama, administrasi pemerintahan, kesehatan, KB, dan lingkungan hidup. Namun, dari berbagai permasalahan yang ada kami memilih isu yang mendukung terkait biang-bidang tersebut menjadi fokus program kerja individu sehingga program yang dijalankan dapat bermanfaat bagi masyarakat Pekon Way jambu.
2.      Prioritas Program
Dikhususkan pada pengenalan tentang mengenal tulisan arab dan bahasa arab sejak dini, karena melihat kurangnya pengetahuan anak-anak pekon way jambu mengenai pentingnya mempelajari beberapa bahasa sejak dini. Hal ini dapat di lihat dari seringnya anak-anak yang masih susah dalam berbahas indonesia dan tidak mengetahui adanya bahasa arab yang sudah fenomenal serta menjadi bahasa seorang muslim dalam mempelajari agama. Tujuan yang ingin di capai adalah selain memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa belajar bahasa arab itu sangat bermanfaat bagi masa depan, anak-anak juga dapat termotivasi untuk mulai mengenal bahasa asing seperti bahasa arab.

e.         Sasaran Dan Target
Salah satu dharma perguruan tinggi negeri adalah pengabdian kepada masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa salah satu tugas perguruan tinggi adalah mengabdikan diri terhadap masyarakat semaksimal mungkin. Program pengabdian terhadap masyarakat ini dilaksanakan dengan menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan serta memanfaatkan berbagai penelitian ke dalam lingkungan masyarakat melalui sosialisasi. Pengabdian pada masyarakat yang diterapkan melalui Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Bentuk pengabdian yang dilakukan antara lain pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat, pelayanan kepada masyarakat, serta perbaikan infrastruktur tempat pelaksanaan KPM. Dalam pelaksanaannya khalayak sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat (KPM), sasaran pengabdian program ini meliputi:
a.    Anak-anak
b.    Pemuda way jambu
c.    Masyarakat Pekon Way jambu

f.         Jadwal Pelaksanaan Program
1.    Jadwal Kegiatan dakwah / khotib dan imam
NO
Hari
Masjid
1
Jum at pertama
Kedamaiyan
2
Rabu / idul adha
Kedamaiyan
3
Jum at kedua
Sukarame
4
Jum at ketiga
Sukarame
5
Jum at ke empat
Way jambu labuhan
6
Jum at ke lima
Way jambu labuhan
7
Jum at e enam
Kedamaiyan
Tabel.1.1

2.    Progja bimbel ba hasa arab di laksanakan di posko setiap hari kamis dan sabtu setiap minggu

3.    Progja Penunjang terlaksana setiap hari minggu sore setiap minggu di way jambu labuhan

g.        Pendanaan
1.    Anggaran Dana
No
Nama Barang
Jumlah
Harga
Total
1
Bensin
4 Liter
Rp. 10.000
Rp. 40.000
2
Kuota Data As  4 GB
1 Buah
Rp. 40.000
Rp. 40.000
3
Foto copy
10 Lembar
Rp. 300
Rp. 3000
4
Penjepit Kertas
1 Buah
Rp. 1.500
Rp. 1.500
5
Tripanca
1 kardus
Rp. 20.000
Rp. 20.000
TOTAL
Rp.104.500
                                    Tabel.1.2

2.    Sumber Dana
Dana diperoleh dari pribadi dan Kas Kelompok.


h.        Sistematika Penyusunan
Penyusunan progra kerja yang dilakukan oleh mahasiswa peserta KPM berdasarkan invenarisasi masalah dan potensi yang ada di masyaraat. Sehingga progrma kerja tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat. Penyusunan laporan akhir individu memperhatikan faktor-faktor berikut:
a.    Tujuan dan kegunaan rencana yang disusun
b.    Jenis laporan akhir yang mendorong terciptanya kerja sama antara peserta KPM dengan pemerintah maupun masyarakat
c.    Pengaruh dari pelaksanaan program kerja yang dilakukan





























BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM


A.      Metode Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat (PAR, ABCD, Metode Intenvensi Sosial Atau Metode Lainnya)
1.    PAR
Participatory Action Research (PAR)[2] adalah metode riset yang dilaksanakan secara partisipatif di antara warga masyarakat dalam suatu komunitas aras bawah yang semangatnya untuk mendorong terjadinya aksi-aksi transformatif melakukan pembebasan masyarakat dari belenggu ideologi dan relasi kekuasan (perubahan kondisi hidup yang lebih baik). Dengan demikian, sesuai istilahnya PAR memiliki tiga pilar utama, yakni metodologi riset, dimensi aksi, dan dimensi partisipasi. Artinya, PAR dilaksanakan dengan mengacu metodologi riset tertentu, harus bertujuan untuk mendorong aksi transformatif, dan harus melibatkan sebanyak mungkin masyarakat warga atau anggota komunitas sebagai pelaksana PAR-nya sendiri.
PAR merupakan kegiatan riset yang berbeda dengan metode penelitian ilmiah lainnya yang biasa dilakukan oleh para akademisi, lembaga survey, dll. Di dalam metode penelitian ilmiah pada umumnya seorang researcher menjadikan suatu kelompok masyarakat hanya sebagai objek yang diteliti untuk mendapatkan suatu inti permasalahan tanpa memberikan perubahan (transformasi) nilai di dalam suatu masyarakat tersebut.
2.    ABCD
ABCD (Asset Based Community Development), yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang ada disekitar dan dimiliki oleh pemuda atau komunitas masyarakat. Masyarakat merupakan aset yang berharga bagi sebuah desa. Adanya pemuda merupakan generasi penerus untuk melanjutkan dan mengisi pembangunan yang berlangsung atau yang akan datang. beragaman masyarakat desa dapat digabungkan dengan melihat keterampilan atau potensi yang ada pada setiap masyarakat. Ketrampilan dari setiap masyarakat di jadikan satu dalam wadah kelompok ibu PKK.
Dengan adanya sebuah agrowisata bisa menjadikan sebuah kemajuan bagi masyaraka untuk mengembangkan desanya agar bisa meningkatkan ekonomi. Dan disebuah lembaga masyarakat bisa menjadikan perubahan yang berkelanjutan. Perubahan ini bisa mengikutkan partisipasi aktif bagi warga desa sehingga bisa mengetahui perubahan yang diinginkan dan bisa melanjutkan kedepannya. Dalam Metode ABCD memiliki lima langkah kunci untuk melakukan proses riset pendampingan diantaranya:
a.    Discovery (Menemukan)
Proses menemukan kembali kesuksesan dilakukan lewat proses percakapan atau wawancara dan harus menjadi penemuan personal tentang apa yang menjadi kontribusi individu yang memberi hidup pada sebuah kegiatan atau usaha. Pada tahap discovery, kita mulai memindahkan tanggung jawab untuk perubahan kepada para individu yang berkepentingan dengan perubahan tersebut yaitu entitas lokal. Pendamping melakukan wawancara kepada masyarakat Petani padi dan kelapa tentang berkembangnya usaha penanaman padi dan kelapa. Wawancara tersebut dapat digiring untuk mengetahui aset dan potensi yang ada. Wawancara ini bersifat cerita antara masyarakat dengan pendamping sehingga yang banyak berbicara nantinya adalah masyarakat petani agrowisata. 
b.    Dream (Impian)
Dengan cara kreatif dan secara kolektif melihat masa depan yang mungkin terwujud, apa yang sangat dihargai dikaitkan dengan apa yang paling diinginkan. Pada tahap ini, setiap orang mengeksplorasi harapan dan impian mereka baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk organisasi. Sebuah mimpi atau visi bersama terhadap masa depan yang bisa terdiri dari gambar, tindakan, kata-kata, dan foto.
Setelah melakukan wawancara kepada masyarakat agrowisata pendamping mulai mengetahui impian atau keinginan masyarakat Pekon Way Jambu. Setelah mengetahui keinginan atau impian maka langkah selanjutnya yaitu merancang sebuah kegiatan untuk memenuhi impian masyarakat
c.    Design (Merancang)
Proses di mana seluruh komunitas (atau kelompok) terlibat dalam proses belajar tentang kekuatan atau aset yang dimiliki agar bisa mulai memanfaatkannya dalam cara yang konstruktif, inklusif, dan kolaboratif untuk mencapai aspirasi dan tujuan seperti yang sudah ditetapkan sendiri.
Proses merencanakan ini merupakan proses cara mengetahui aset-aset yang ada pada masyarakat Pekon Way Jambu. Aset yang terlihat di wilayah Pekon Way Jambu adalah padi, tangkil dan kelapa. Aset ini yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi impian masyarakat Pekon Way Jambu.
d.    Define (Menentukan)
Kelompok pemimpin sebaiknya menentukan ‘pilihan topik positif’: tujuan dari proses pencarian atau deskripsi mengenai perubahan yang diinginkan. Pendampingan dengan masyarakat terlibat dalam Focus Group Discussion (FGD). Pada Proses FGD pendamping dan masyarakat menetukan fokus pembahasan.
Fokus pembahasan yang akan dibahas berupa hal yang positif. Poses FGD tersebut bisa berjalan dengan lancar kalau sudah disepakati pembahasan yang akan dibahas dalam diskusi antara pendamping dan masyarakat Pekon Way Jambu.


e.    Destiny (Lakukan)
Serangkaian tindakan inspiratif yang mendukung proses belajar terus menerus dan inovasi tentang“apa yang akan terjadi.” Hal ini merupakan fase akhir yang secara khusus fokus pada cara-cara personal dan organisasi untuk melangkah maju. Langkah yang terakhir adalah melaksanakan kegiatan yang sudah disepakati untuk memenuhi impian masyarakat dari pemanfaatan aset. Selain untuk memenuhi impian masyarakat agar berkembangnnya kelapa dan padi bisa meluas.
Teori pada dasarnya adalah petunjuk (guide) dalam melihat realitas di masyarakat. Teori dijadikan pola pikir dalam memecahan suatu masalah yang ada masyarakat. Pendampingan ini menggunakan pendekatan teori Asset Based Community Development (ABCD),  yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang ada disekitar dan dimiliki oleh masyarakat. Untuk kemudian digunakan sebagai bahan yang memberdayakan masyarakat itu sendiri.


B.     Pendekatan dalam  Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan kondisi Pekon Way jambu dan permasalahan yang terjadi, maka pendekaan yang digunakan adalah problem solving approach yaitu suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan dan memecahkan masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.
Problem solving approach merupakan suatu pendekatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah yang selanjutnya ke tahap sintesis, kemudian dianalisis yaitu pemulihan seuruh masalah sehingga mencapai tahap pengaplikasian, selanjutknya tahap comprehension untuk mendapatkan solusi dalam penyelesaian masalah tersebut. Analisis yang digunakan adalah SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif(member suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai factor masukan. Analisis SWOT terdiri dari strength (kekuatan), weaknesses(kelemahan), opportunities (Peluang), dan Threats (hambatan).

Pendekatan utama dalam pemberdayaan masyarakat  adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut:
Pertama, upaya itu harus terarah (targetted). Ini yang secara populer disebut pemihakan. Ia ditujukan langsung kepada yang memerlukan, dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya.
Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni supaya bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu sekaligus meningkatkan keberdayaan (empowering) masyarakat dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya.
Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Juga lingkup bantuan menjadi terlalu luas kalau penanganannya dilakukan secara individu. Karena itu seperti telah disinggung di muka, pendekatan kelompok adalah yang paling efektif, dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien. Di samping itu kemitraan usaha antara kelompok tersebut dengan kelompok yang lebih maju harus terus-menerus di bina dan dipelihara secara sating menguntungkan dan memajukan.
Di aras masyarakat akar rumput (masyarakat miskin) pendekatan masyarakat dapat dirangkum menjadi tiga daur hidup, yang disebut Tridaya, yaitu:
1.                        Daur hidup pengembangan sumber daya manusia dalam kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: proses penyadaran kritis dan pengembangan kepemimpinan bersama atau kolektif, dilanjutkan dengan mengembangkan perilaku wira usaha sosial agar mampu mengelola usaha bersama atau mikro.
2.                        Daur hidup pengembangan usaha produktif dalam kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: pengaturan ekonomi rumah tangga (ERT) agar mampu menabung bersama dalam kelompok yang akan digunakan untuk modal usaha mersama dalam kegiatan usaha produktif.
3.                        Daur hidup kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: pengelolaan organisasi yang akuntabilitas, kepemimpinan yang partisipatif, pengelolaan keuangan yang transparan, dan pengembangan jejaring yang luas.
Strategi Dalam pemberdayaan Masyarakat
1.                        Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana dan pengelola (acceptable);
2.                        Dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable);
3.                        Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk mengelola kegiatan secara ekonomis (profitable); Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri sehingga menciptakan pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi setempat (sustainable); dan
4.                        Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih luas (replicable).

Metode Pemberdayaan Masyarakat
1. RRA (Rapid Rural Appraisal)
RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat, yang dalam praktek, kegiatan RRA lebih banyak dilakukan oleh “orang luar” dengan tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat setempat. Meskipun sering dikatakan sebagai teknik penelitian yang “cepat dan kasar/kotor” tetapi RRA dinilai masih lebih baik dibanding teknik-teknik kuantitatif klasik.
Metode RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya.
Pada dasarnya, metode RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah.
Komunikasi dan kerjasama diantara masyarakat desa dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahami masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRA juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang memungkinkan.
Metode RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang berbeda. Metode ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
Metode RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).
Sebagai suatu teknik penilaian, RRA menggabungkan beberapa teknik yang terdiri dari:
1.              Review/telaahan data sekunder, termasuk peta wilayah dan pengamatan lapang secara ringkas.
2.              Oservasi/pengamatan lapang secara langsung.
3.              Wawancara dengan informan kunci dan lokakarya.
4.              Pemetaan dan pembuatan diagram/grafik.
5.              Studi kasus, sejarah lokal, dan biografi.
6.              Kecenderungan-kecenderungan.
7.              Pembuatan kuesioner sederhana yang singkat.
8.              Pembuatan laporan lapang secara cepat.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam RRA, yaitu:
a. Efektivitas dan efisiensi, kaitannya dengan biaya, waktu, dengan perolehan informasi yang dapat dipercaya yang dapat digunakan dibanding sekadar jumah dan ketepatan serta relevansi informasi yang dibutuhkan.
b. Hindari bias, melalui: introspeksi, dengarkan, tanyakan secara berulang-ulang, tanyakan kepada kelompok termiskin.
c. Triangulasi sumber informasi dan libatkan Tim Multi-disiplin untuk bertanya dalam beragam perspektif.
d. Belajar dari dan bersama masyarakat.
e. Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check dan jangan terpaku pada bekuan yang telah disiapkan.

2. PRA (Participatory Rural Appraisal)
PRA merupakan penyempurnaan dari RRA. PRA dilakukan dengan lebih banyak melibatkan “orang dalam” yang terdiri dari semua stakeholders dengan difasilitasi oleh orang-luar yang lebih berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator dibanding sebagai instruktur atau guru yang menggurui.
PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa. Atau dengan kata lain dapat disebut sebagai kelompok metode pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, membuat rencana dan bertindak.
Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metode PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan.
Melalui PRA dilakukan kegiatan-kegiatan:
a. Pemetaan-wilayah dan kegiatan yang terkait dengan topik penilaian keadaan.
b. Analisis keadaan yang berupa:
1) Kedaan masa lalu, sekarang, dan kecenderungannya di masa depan.
2) Identifikasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan alasan-alasan atau penyebabnya.
3) Identifikasi (akar) masalah dan alternatif-alternatif pemecahan masalah.
4) Kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman atau analisis strength, weakness, opportunity, and treat (SWOT) terhadap semua alternatif pemecahan masalah.
c. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau dapat diandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh sistem sosialnya).
d. Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan dari para pihak, serta jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat diharapkan untuk melaksanakan program/ kegiatan yang akan diusulkan/ direkomendasikan.
Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupa dengan yang digunakan dalam metode RRA, tetapi berbeda dalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik di lapangan. Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yang dilibatkan dalam PRA memainkan peran yang lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis data dan pengembangan intervensi seperti pada program-program pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap program secara keseluruhan. Proses ini akan memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan kepada mereka untuk melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendiri yang lebih baik dibanding dengan melalui intervensi dari luar.
3. Action Research
Dari model-model pendekatan masyarakat yang telah diuraikan di atas, sungguhpun satu dan lainnya mengandung kelemahan dan kelebihan namun tidak mungkin meniadakan satu dari yang lain, keduanya akan saling mengisi. Dalam rangka program pengembangan masyarakat, salah satunya melalui suatu pendekatan Action Research (penelitian tindak), atau sering disebut participatory research (penelitian partisipatif).
Pemilihan pendekatan ini berangkat dari suatu keyakinan bahwa komunitas suatu masyarakat mampu menyelesaikan masalah-masalah mereka. Dengan pendekatan ini, masyarakat dilibatkan dalam setiap proses dalam aksi pengembangan masyarakat. Peneliti luar mempunyai fungsi ganda sebagai pengamat terhadap proses sosial yang berjalan dan sekaligus masuk dalam system lokal. Untuk melakukan analisa dengan masyarakat peneliti bertumpu pada kegiatan “aksi-refleksi akasi”. Seluruh tindakan, pengetahuan dan pengalaman masyarakat merupakan realitas sosial yang dikaji/direfleksi kembali.
Hasil refleksi berupa problem mereka. Pemahaman terhadap realitas sosial ini kemudian melahirkan “aksi-aksi pemecahan masalah” menurut cara mereka. Demikian seterusnya masyarakat akan melakukan refleksi kembali terhadap aksi-aksi yang mereka lakukan. Hasil refleksi yang kedua akan melahirkan realitas/masalah baru yang berlainan dengan masalah yang pertama. Oleh karena itu proses aksi refleksi bukanlah merupakan siklus (cyclus proses) karena masalah kedua sebenarnya berlainan dengan masalah pertama.
Beberapa faktor yang melatarbelakangi dipilihnya pendekatan research dalam pengembangan masyarakat dapat dijelaskan sebagaiberikut :
1.      Pengembangan masyarakat membutuhkan adanya cara/pendekatan yang mampu mengungkapkan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat tidak cukup diprediksi dari luar. Masyarakat sendirilah yang paling mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka. Ukuran-ukuran kebutuhan sangat bersifat lokal karena itu pengukuran kebutuhan tidak dapat begitu saja ditetapkan dengan kebutuhan-kebutuhan luar. Disinilah Action research merupakan cara untuk mengungkapkan kebutuhan masyarakat.
2.      Pengembangan masyarakat pedesaan membutuhkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, pengembangan yang tidak melibatkan seluruh lapisan sulit “tercipta rasa handarbeni” terhadap program-program yang dirumuskan dan tidak akan terjadi proses internalisasi. Adanya partisipasi mereka merupakan syarat tercapainya pengembangan masyarakat.
3.      Dalam pengembangan masyarakat dibutuhkan adanya situasi yang demokratis dan partisipatif. Dalam situasi yang demokratis ini memungkinkan semua masalah kebutuhan dan gagasan dapat berkembang. Action research sebagai pendekatan melibatkan seluruh lapisan masyarakat sehingga memungkinkan tumbuhnya situasi di atas.
4.      Perubahan masyarakat pedesaan tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai/ budaya lokal. Adakalanya budaya lokal merupakan penghambat dari perubahan dan adakalanya merupakan potensi. Dalam kerangka pengembangan masyarakat pedesaan, action research mampu menggali dan memanfaatkan budaya/nilai-nilai lokal tersebut.
5.      Action Research adalah merupakan mekanisme penyadaran masyarakat dalam rangka membebaskan diri dari kungkungan sosio-psikologis dan cultural yang semula membelenggu. Bentuk kesadaran itu berupa terciptanya “aksi-refleksi” dalam mkehidupan masayarakat dan pengakuan akan eksistensi manusia sebagai subyek dalam masyarakat. Manusia dipandang dan diperlakukan sebagai pelaku perubahan dan bukan sebagai obyek perubahan. Implikasinya adalah bahwa masyarakat sendirilah yang akan merumuskan, memecahkan, melaksanakan dan menikmati serta memilih program-program sesuai dengan kemampuannya sendiri.
6.      Dalam rangka pengembangan masyarakat yang mandiri dibutuhkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal baik potensi alam, ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman-pengalaman masyarakat. Disini action research merupakan cara untuk menumbuhkan motivasi untuk mau menggali dan memanfaatkan sember daya lokal secara mandiri[3]


BAB III
KONDISI PEKON

A.    Sejarah Pekon Way Jambu
Sebelum pekon Way Jambu Labuhan terbentuk, daerah ini semula dihuni dan meliputi masyarakat yang berada diwilayah sebelah utara berbatasan dengan pekon Biha, sebelah timur berbatasan  dengan persawahan, sebelah selatan berbatasan  dengan pekon Bangun Negara,  dan disebelah  barat berbatasan dengan laut lepas.
Nama Pekon Way Jambu sudah ada sejak  tahun 1830-an, namun sebelumnya Pekon Way Jambu bernama Bandar Dalam. Pada zaman itu wilayah Pekon Way Jambu sangat luas+_ 3.00 hektar. Pekon Way Jambu sendiri dibagi menjadi 6 (enam) pemangku yang dipimpin oleh kepala pemangku, yaitu: 1) Pemangku 1 Dusun 1, 2) Pemangku 2 Dusun II, 3) Pemangku 3 Dusun III, 4) Pemangku 4 Dusun IV, 5) Pemangku 5 Dusun V, 6) Pemangku 6 Dusun VI.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat didaerah ini terhadap makanan, maka semua warga memanfaatkan jambu yang besar. Dari cerita jambu besar itu selalu dimakan dan dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhanya, Dinamakan way jambu  karena  jambu  tersebut  setiap  tahun  semakin  banyak ditanam dan dilestarikan oleh banyak masyarakat.
Tahun terus berjalan, pada tahun 1950 dibawah pimpinan bapak M.Afif didirikan suatu pekon  yang  memisahkan  dari pekon Bandar Dalam menjadi pekon Way Jambu Labuhan.yang namanya diambil dari nama Bandar Jaya.
Berdasarkan sejarah pemerintahan, sudah memiliki pemimpin sejak tahun 1950, yang dipimpin  seorang Kepala Desa bernama Bapak M. Afif, hingga peratin yang dipimpin Merah Bangsawan 2016 hingga 2021.
Adapun sejarah pemerintahan tersebut yakni:

No.
Nama Pejabat
Tahun Jabatan
1.
M. Afif
1950-1963
2.
Zaili Bakri
1963-1992
3.
Zainul Abidin
1992-1997
4.
Edi Setiawan
1997-2002
5.
Arif Santosa
2002-2010
6.
Suryadi
2010-2016
7.
Merah Bangsawan
2016-Sekarang



Tabel.1.3

1.        Kondisi Geografis
Penduduk Pekon Way Jambu pada umumnya penduduk pendatang yang tersebar di 6 pemangku, yakni pemangku Kota Raja, pemangku labuhan 1, Pemangku labuhan 2, Pemangku labuhan 3, Pemangku Sukarame, Pemangku Kedamayan. pemangku terasebut berada di Pekon Way Jambu.

-    Sebelah Utara berbatasan dengan pekon Biha
-    Sebelah Timur berbatasan dengan persawahan
-    Sebelah Selatan berbatasan dengan pekon Bangun Negara
-    Sebelah Barat berbatasan dengan laut lepas

2.        Kondisi  Perekonomian
Jumlah penduduk Pekon Way Jambu Labuhan sebanyak +_ 1.593 jiwa sebagaimana potensi yang dimiliki penduduk Pekon Way Jambu Labuhan sebagian besar bermata pencaharian  sebagai  nelayan, petani dan sebagian peternakan .

NOO
Mata Pencarian
Jumlah (Orang)
1
Petani
1.025
2
Peternakan
25
3
Pedagang
23
4
Penjahit
15
5
Pegawai Negeri Sipil
2
6
Perangkat Pekon
12
7
Pengrajin
 3
Tabel.1.4

B.     Letak Geografis
Geografis
No
Uraian
Keterangan
1
Luas wilayah : +_ 3.00 ha

2
Jumah dusun: 6 pemangku
1)      Pemangku I
2)      Pemangku II
3)      Pemangku III
4)      Pemangku IV
5)      Pemangku V
6)      Pemangku VI


3
Batas wilayah:
a.       Utara   : pekon Biha
b.      Selatan : Bangun Negara
c.       Barat    : laut lepas
d.      Timur   : persawahan


4
Orbisitas :
a.       Jarak dari pusat pemrintahan kecamatan  :
± 5  km
b.      Jarak dari pusat pemrintahan kota : ± 25 km
c.       Jarak dari ibukota kabupaten : ± 20 km
d.      Jarak dari ibukota propinsi :  216 km


Tabel.1.5

C.    Struktur Penduduk
Sebelum pekon Way Jambu Labuhan terbentuk, daerah ini semula dihuni dan meliputi masyarakat yang berada diwilayah sebelah utara berbatasan dengan pekon Biha, sebelah timur berbatasan  dengan persawahan, sebelah selatan berbatasan  dengan pekon Bangun Negara,  dan disebelah  barat berbatasan dengan laut lepas. Dan secara geografis pekon Way Jambu ini merupakan potensi pertanian sawah, perkebunan kelapa.
Jumlah penduduk Jumlah penduduk Pekon Way Jambu Labuhan sebanyak +_ 1.774 jiwa. Secara sosial dan ekonomi, penduduk Pekon Way Jambu dikelompokan dalam basis mata pencaharian pada sektor pertanian, nelayan dan petani kelapa. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah pertanian dengn aktivitas utama bertanam padi dan kelapa.

Pendidikan umum
a.    Taman Kanak Kanak  
: 35 orang

b.    Sekolah Dasar/Sederajat           


: 250 orang

c.    SMP

: 150 orang

d.   SMA(SMU)

: 50 orang

e.    Akademis

: 5 orang

f.     Sarjana                                      

: 7 orang
Tabel 1.6
D.    Sarana Dan Prasarana

No
Sarana dan prasarana pekon
Jumlah
1.
Kantor desa di pekon Way
1 Buah (masih dalam pembangunan)
2.
Prasarana kesehatan yang terdiri dari:
a.    Poskesdes
b.     UKBM( Posyandu, Polindes)


1 Buah
1 Buah
3.
Prasarana Pendidikan yang terdiri dari:
a.    PAUD
b.    Tk  dan
c.    SD



1 Buah
1 Buah
1 Buah
4.
Prasarana Ibadah
a.    Masjid
b.    Mushola
c.    Sanggah

4 Buah
1 Buah
2 Buah
5.
Prasarana Umum
a.     Lapangan Olahraga volly
b.     Balai pertemuan


2 Buah
1 Buah
Tabel 1.7






BAB IV
HASIL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN

A.      Kerangka Pemecahan Masalah
1.      Uraian Masalah
Adapun masalah-masalah yang ditemukan oleh mahasiswa di Pekon Way jambu Keacamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat sebagai berikut:
a.       Kurangnya kemampuan dalam pemahaman agama dan kepedulian terhadap kebutuhan rohani.
b.      Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kesehatan.
c.       Kurang pengetahuan anak-anak mengenai pentingnya memahami dan membiasakan untuk belajar bahasa asing.

2.    Pemecahan Masalah
Dari pemaparan di atas mengenai masalah-masalah yang di hadapi oleh mahasiswa KPM selama berada di lokasi KPM adapun pemecahan dari masalah tersebut adalah:

a.       Membantu memberikan pemahaman tentang agama yang merupakan keebutuhan rohani yang memang harus di penuhi dan juga pemahaman tentang pentingnya menjaga sholat lima waktu melalui mimbar-mimbar dakwah dan juga secara langsung memberikan contoh dalam lingkungan masyarakat pekon way jambu.

b.      Mengadakan olahraga bola volly
Kurangnya kepedulian dan pemerhatian dalam menjaga pentingnya kesehatan tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dengan adanya mahasiswa KPM di daerah tersebut bisa menjadi motivator bagi masyarakat dengan di adakannya olahraga bola volly setiap hari minggu sore.
c.       Kurang pengetaahuan Anak-anak mengenai pentingnya memahami dan mengetahui bahasa asing seperti bahasa arab dan pengenalan tulisan arab yang masih minim.
Kegiatan bimbingan atau bimbel bahasa arab yang di lakukan di rumah pintar atau posko kpm setiap hari kamis dan sabtu.dengan harapan mampu mengetahui dan memahami.

B.     Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pengabdian
Selama masa perencanaan program KPM, tidak banyak kegiatan yang kami persiapkan untuk dilaksakan di Pekon Way Jambu Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan kami mengenai kondisi, budaya serta kebutuhan di Pekon Way Jambu. Kami hanya merencanakan sedikit kegiatan sebelum keberangkatan KPM dan sisanya kami sesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan Pekon Way Jambu disaat kami telah tiba di lokasi KPM. Program yang kami rencanakan serta laksanakan dalam kegiatan KPM telah melalui proses observasi kebutuhan dan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakannya. Adapun kegiatan yang telah kami laksanakan dalam kegiatan individu adalah sebagai berikut :
1.         Kegiatan yang telah kami laksanakan sesuai dengan program kerja individu yaitu baik bidang agama khusus, umum dan juga penunjang. Sehingga dalam keseharian dengan waktu yang sudah di jadwalkan maka kegiatan khutbah jum at, khutbah idul adha dan juga imam masjid di lakukan setiap hari jum at dan khutbah idul adha pada tanggal 22 hari rabu bulan agustus, serta imam masjid yang telah di laksanakan setiap magrib dan isya di masjid dan mushola pekon way jambu dengan hari yang sudah di jadwalkan. Menurut Rosalina (1999:23) pidato adalah kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya. Oleh sebab itu, berpidato merupakan kegiatan berbahasa yang berstandar keterampilan, yakni keterampilan berbicara. Keterampilan berpidato merupakan wujud dari keterampilan berbicara. Dengan demikian, pengertian berpidato dapat merujuk pada keterampilan berbicara[4].

2.         Kegiatan selanjutya adalah mengadakan bimbingan belajar bahasa arab yang di lakukan ajar mengajar beserta bimbingan dalam setiap tugas pelajaran anak-anak Pekon Way Jambu, yang di laksanakan setiap hari kamis dan sabtu setiap minggu di rumah pintar yaitu di posko kpm Pekon Way Jambu, tiadalain fungsinya sebagai ranah memotivasi dan memberikan pemahaman terhadap anak anak Pekon Way Jambu. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Arab harus berpijak pada beberapa prinsip. Adapun prinsip dasar yang harus diperhatikan sesuai dengan karakteristik anak.Sebagian daripada prinsip-prinsip tersebut yaitu sebagai berikut : Pertama berpijak pada dunia anak, yaitu berkisar pada keluarga, rumah, sekolah, mainan, dan teman bermain[5].
3.      Kegiatan kami selanjutnya yaitu mengadakan program pemuda sehat dengan olahraga volly yang kami lakukan setiap sore hari minggu atau juga bisa pada saat hari libur dengan menyesuaikan pemuda Pekon Way Jambu, yang di lakukan di lapangan volly way jambu labuhan yaitu di belakang rumah peratin Pekon Way Jambu.

C.      Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat dan Pencapaian Hasil
1.      Faktor Pendukung dan Penghambat
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di Pekon Way jambu Alhamdulillah dapat dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada. Berikut ini akan dijelaskan dengan lebih terperinci:
a.          Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung pelaksanaan program kami, yaitu:
1)        Kami mendapatkan respon yang  baik dari Pj Peratin Pekon Way jambu selaku pemimpin di Pekon Way jambu dan juga dengan warganya.
2)        Kami juga mendapatkan masukan-masukan dari beberapa warga perihal kegiatan apa yang akan kami lakukan selama 40 hari penuh kami mengabdi.
3)        Adanya antusiasme dari anak-anak SD, SMP maupun SMA terhadap keberadaan kami di kampung mereka dan itu juga sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan yang kami adakan di Pekon Way jambu.
4)         Dengan adanya kesiapan dan kematangan program yang kami lakukan juga menjadi salah satu faktor pendukung kami dalam melaksanakan KPM ini.
5)         Fasilitas di homestay yang cukup memadai.

b.             Faktor Penghambat
Dalam melakukan kegiatan selain mendapatkan faktor pendukung, kamipun mempunyai hambatan selama 40 hari  kami mengabdi kepada masyarakat Pekon Way Jambu.
1)   Harapan yang besar dari masyarakat Pekon Way Jambu  terhadap kami yang tidak dapat kami penuhi semua.
2)   Dana yang kami miliki tidak mencukupi dalam menjalankan program kerja kami, sehingga kami harus menambahkan sedikit dari yang kami punya.
3)    Tindak lanjut / Kelanjutan Program
Berdasarkan program-program kegiatan yang kami laksanakan selama Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), ada beberapa program yang dapat ditindaklanjuti seperti taman baca yang telah kami bangun di Pekon Way Jambu. Dengan cara menjaga dengan baik buku yang sudah kami berikan untuk di saung baca tersebut dan bisa juga dengan menyumbangkan buku yang sudah tidak dipakai di saung baca. Demonstrasi kit juga dapat ditindaklanjuti agar siswa-siswi tidak bosan hanya belajar di ruang kelas. Begitu juga dengan sosialisasi ekonomi kreatif yang kami lakukan yang mendapatkan respon sangat baik dengan antusiasme dari anak-anak Pekon Way jambu.

c.                  Pencapaian hasil
Alhamdulillah, meski dalam menjalani program kerja individu ada beberapa faktor penghambat dan lain sebagainya tentunya tetap kami laksanakan dengan menggunakan sarana dan prasarana seadanya dan juga sesuai batas kemampuan mahasiswa KPM dan bantuan Masyarakat Pekon Way Jambu.
1)      Dalam bidang agama umum seperti Khotib dan imam di masjid itu tidak ada halangan dan al hamdulillah dengan ini mampu memotivasi para pemuda Pekon Way Jambu untuk melaksanakan sholat jum at dan sholat lima waktu berjama’ah di masjid.
2)      Dalam bidang agama khusus yaitu Bimbingan belajar bahasa arab sudah terealisasi dan ada beberapa anak sudah pandai mengaji dengan mengenal huruf huruf arab dan juga menghafal kosa kata bahasa arab.
3)      Dalam bidang penunjang yaitu dengan mengadakan Gerakan pemuda sehat dengan volli pemuda dan pemudi pekon way jambu semakin meningkat kualitasnya dan sudah mulai bertanding bermain volly baik tingkat pemangku ataupun tingkat desa, serta sudah teroganisir dalam pembentukan team.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.      Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan dalam kegiatan KPM ini adalah sebagai berikut:
1.         Kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro di Pekon Way jambu Kecamatan pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat mendapat sambutan, tanggapan dan perhatian yang cukup baik dari warga sekitar dan pejabat desa setempat.
2.         Secara keseluruhan, kegiatan Masyarakat (KPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro berlangsung dengan baik. Program-program yang direncanakan dapat terealisasi dengan optimal walaupun mendapatkan sedikit kendala.
3.         Bekal yang kami berikan pada masyarakat pada dasarnya, kami memberikan dukungan dan pengetahuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya, serta adanya dampak positif atas kehadiran kita baik dampak secara langsung maupun tidak langsung. Maka kita sebagai mahasiswa harus menjadi motivator dan panutan yang baik bagi warga Pekon Way jambu.
4.         KPM yang kami lakukan di Pekon Way jambu ini dengan tujuan membawa kenangan-kenangan positif dari kegiatan-kegiatan yang positif pula yang kami lakukan selama satu bulan kami mengabdi kepada masyarakat Pekon Way jambu.
5.         Dari pengabdian yang kami lakukan kami dapat menyimpulkan bahwa masyarakat di antaranya dapat menyimpulkan dari kegiatan dan perlakuan kami selama kami tinggal di daerah mereka dan oleh sebab itu masyarakat Desa bisa dibilang melihat kegiatan kami sebagai cermin dari perlakuan mereka selanjutnya.
6.         Tentunya kegiatan KPM yang diadakan oleh Masyarakat (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mempunyai tujuan di antaranya menjalin erat hubungan antara lembaga perguruan tinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan masyarakat dan pemerintah setempat semakin baik, sehingga penanganan di berbagai bidang pembangunan akan terintegrasi.

B.       Rekomendasi
Jika KPM ingin diadakan di lain kesempatan, bantuan dana yang diberikan baik dari pihak pemeritahan ataupun universitas lebih ditingkatkan lagi, karena 50% dana akan digunakan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di masyarakat tersebut. Selain itu, perlu adanya tindak lanjut dari kegiatan-kegiatan kami sehingga masyarakat dapat mengembangkan hasil dari program KPM kami. Selain itu sebelum para peserta KPM IAIN METRO dikirim ke daerah-daerah pengabdian hendaknya diberikan berbagai pembekalan dan persiapan yang menunjang agar mampu mempersiapkan berbagai programnya dengan baik, sehingga hasil dalam program-program kerja yang kami lakukan tercapai dengan sangat baik dan tidak ada kendala.































EPILOG

A.    Kesan Masyarakat atas Pelayanan KPM IAIN METRO

1. Bpk. Durrohman (Juru tulis pekon)

“Saya senang dengan adanya kegiatan KPM di pekon Way Jambu. Saya berharap tahun selanjutnya kegiatan KPM ini terus berlanjut. Terima kasih banyak juga kepada mahasiswa yang sudah melaksanakan kegiatan KPM. Semoga para mahasiswa dapat meraih cita-citanya.” (Wawancara tanggal 20 Agustus 2018)

2. Nando (Siswa SD Way Jambu)

“Terima kasih kakak-kakak mahasiswa sudah memberikan kami ilmu yang bermanfaat. Kami jadi bisa perkalian dan pembagian dan juga bisa berpidato. Terima kasih banyak.” (Wawancara tanggal 27 Agustus 2018)

3. Bpk. Tamrin (Ketua Karang Taruna Pekon Way Jambu)

“Ini kali pertama Pekon Way Jambu mengadakan kegiatan-kegiatan perlombaan yang memeriahkan hari ulang tahun RI yang dimana setiap 17 Agustus di pekon ini fakum tidak ada kegiatan. (Wawancara tanggal 18 Agustus 2018)

4. Bpk. Merah Bangsawan (Peratin Pekon Way Jambu)

“Pertama, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada mahasiswa KPM IAIN METRO semua, atas kegiatan yang dilakukan di kampung kami ini. Kedua, saya mewakili warga Pekon Way Jambu  mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan yang dilakukan masyarakat kepada Mahasiswa KPM IAIN METRO, semoga kalian semua sukses semua dan lulus ujian, aamiin. Keberadaan kalian yang KPM di Pekon Way Jambu ini saya jamin keamanan dan juga kenyamanannya, karena ini merupakan tanggung jawab saya sebagai peratin di pekon ini dan jangan lupa setelah selesai KPM ini sering-seringlah kalian main kesini, kami selalu menerima kalian.(Wawancara tangga 10 September 2018)



5. july yusman (Ketua Risma Way Jambu)

“Kalian luar biasa pokoknya, terimakasih kalian semua sudah sharing berbagi pengalaman dan ilmu di kegiatan RISMA , pokoknya whh....deh” (Wawancara tanggal 11 September 2018)

6. Bpk.Sudir (Pendamping selama KPM/Tetangga terdekat)

“Saya tidak bisa berkata-buat kalian, Cuma abang seneng atas kehadiran kalian, anak-ana abang selalu banyak kawannya dan bisa belajar bareng kalian, kalau kalian butuh apa-apa ngomong aja ama abang nanti abang usahakan, biar tugas kalian selesai dengan lancar.” (Wawancara tanggal 24 Agustus 2018)

7. Bpk. Samsun(Kepala Sekolah SDN  Way Jambu)

“Dimanapun kita berada ni pesan buat adik adik mahasiswa KPM harus dan harus tebarkan kebaikan, tidak usah repot – repot terutama cukup berikan contoh yang baik buat anak-anak di pekon ini dan selalu beri motivasi agar mereka semangat untuk belajar, kehadiran kalian tentunya selama ini sudah  mewadahi atau memenuhi harapan bapak yang tadi, kalau mau ada yang tinggal disini itu lebih bagus. He he.” (Wawancara tanggal 14 September 2018)


8.  Ardi (Anak tetangga)

“Kakak-kakak, kaka kpm jangan pulang yaa, tinggal disini aja sampai aku besar, nikah sama orang sisni aja, aku gak mau kaka pergi, ( Wawancara malam perpisahan 16 September 2018) .

9. Andi (Ketua Bujang Pekon Way Jambu)

Gini ya rasanya berpisah dengankalian, baru kemaren kita bayan kita ngobrol kita nyari daun, gak terasa kalian dah mau pulang kemetro, yaa pokoknya jangan lupain kita yang ada disini, maen-maen kesini bentar lag musim durian sama duku.” (Wawancara tangga 17 September 2018)




B.                      Penggalan Kisah Inspiratif KPM

Kisah inspiratif dari peserta KKN ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa-mahasiswa calon peserta KKN selanjutnya. Banyak pengalaman-pengalaman yang kami alami selama kegiatan KKN berlangsung, baik pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran bagi masing-masing pribadi peserta KKN. Hal tersebut dapat dilihat dari kesan-kesan berikut:
 

CERITA INSPIRATIF

Kelurga Singkat Di Pesisir Barat
By : Roy Aditia W

 Ketika malam menyapa sunyi begitu terasa, suara daun kering yang berjatuhanpun terdengar oleh telinga, hembusan angin malampun sudah tidak di rasa.

Terik matahari menjerit di antara awan yang membentang di seluruh alampun tak terhiraukan, semua yang menghampiri terasa hampa dan tiada ketenangan di dalam jiwa hanya menanti waktu dan tanggal dimana terpisah dari keluarga, tetangga yang sering menyapa, ratusan bahkan ribuan mahasiswa yang sering berjumpa bersama, sahabat dekat selalu ada setiap suka dan duka tetapi semua itu akan menjadi angan untuk bersama selama 40 hari.

40 hari yang terbayang dan terbenak dalam fikiran begitu suram berada di wilayah orang tanpa ada yang di kenal, sanak saudarapun tiada, takut, sedih, galau, gimana dan gimana selalu bertanya – tanya di dalam dada setiap mahasiswa.

Kini waktu dan tanggal itu semakin mendekat hitungan bulan, minggu, hari, jam bahkan menit kini tak lagi di hiraukan karena semakin cepat terlewatkan dan rasa ini kini telah tiba saatnya, meninggalkan semuanya terdampar di pesisir barat di tepi samudera india yang tak pernah terbesit akan tinggal disana namun apalah daya karena ini merupakan tugas yang memang harus di jalani siap tak siap harus berangkat.

Besitan rasa yang menyesatkan tetap menghantui setiap kedipan mata, berangkat bersama yang satu sama lain pun tak saling kenal, meski satu kampus tapi tak pernah bertemu, dengan mengawali perjumpaan meski sebentar itu menjadi hal yang sangat berharga untuk mencari tahu dan saling mengenalkan diri untuk saling mengetahui, dengan perjumpaan yang singkat itupun tak cukup untuk mengenal dan memahami sesama, dan tak mampu menghapuskan semua rasa yang selalu menyelinap dalam fikiran, beritikad baik dengan sesama anggota itu merupakan langkah awal untuk memulai ikatan sesama teman untuk saling kenal, keberangkatan yang menjadi sebuah moment bersama, deraian ombak pun terdengar menerpa ruang suara.

Ketika tiba saat yang di nanti kini waktunya untuk menjalani, kuliah pengabdian masyarakat periode II ini kami di tempatkan di ujung dan jauh dari kampus, jarak tempuh dari kampus ke tempat KPM kami kurang lebih memakan waktu tempuh 7 sampai 8 jam, sehingga dalam menjalani KPM ini sangat wajar kalau selama KPM kami tidak bisa izin dengan alasan karena jauh.

Selain jauh tempatnya tempat KPM kami di periode II ini ada juga yang mendapatkan tempat masih sangat pelosok dan al hamdulillah saya beserta teman-teman baru saya mendapatkan tempat di pekon way jambu, dan disinilah saya dan teman-teman mengukir sejarah, membangun silaturrahmi yang lebih dekat selama 40 hari.

Dalam proses KPM ini sebenarnya bukanlah nilai semata dari desa yang kita tempati dan juga nilai dari pihak kampus yang menjadi tujuan terutama itu menambah hubungan kekeluargaan silaturrahmi dan seberapa fungsikah kita, seberapa manfaatkah kita, seberapa pedulikah kita di dalam masyarakat itu. Apalagi dengan waktu yang ammat singkat hanya 40 hari, memang sebelum berangkat terbenak di dalam pikiran kita betapa lamanya saya di negeri orang lain yang masyarakatnya semua berbeda, baik dari segi lingkungan hidup dan juga bahasa mereka, ketika waktu berjalan pikiran seperti ini nantinya akan menjadi sebuah kesan jika kalian merasakan betapa bahagianya berjumpa, bergaul, bermasyarakat dengan mereka yang sebelumnya tidak saling mengenal dengan kita tetapi mereka menyambut kita dengan kegembiraan dengan kekeluargaan dengan kasih sayang dan penuh perhatian dan ini terjadi di Pekon Way Jambu tempat saya dan kawan-kawan KPM.

          Pekon Way Jambu ini masyarakatnya subhanallah, mereka ramah dan juga mampu merangkul dan menjamu orang-orang baru yang datang di pekon  ini, bahkan saya sempat bertanya dengan salah satu masyarakat di Pekon Way Jambu ini “siapapun dek, yang datang ke pekon ini pasti berat buat ninggalin karena betah disini” ujarnya. Tetapi memang benar suatu kebanggaan dan ksenangan sendiri dalam jiwa dan nurani saya pribadi begitu juga deng rekan rekan KPM, apa yang kami rasakan memang sesuai dengan apa yang masyarakat disana ucapkan, terlebih lagi kami disana dijamin keamanannya, kenyamanannya selama 40 hari oleh Bapak Peratin Merah Bangsawan, yang dari awal kami datang sudah di sambut dengan ujaranya seperti itu.
         
          Jadi selama 40 hari ini merupakan waktu yang sangat singkat ketika saya merasakan hidup bermasyarakat  merasa nyaman, betah seperti keluarga sendiri baik rekan-rekan KPM dan juga masyarakat sekitar bahkan saya anggap seperti keluarga semuanya, dan Pekon Way Jambu ini seperti kampung sendiri.
          Semoga penggalan cerita ini mampu mengginspirasi buat kalian semua yang membaca terutama buat mahasiswa yang munkin akan menjalankan KPM/KKN selanjutnya.







DAFTAR PUSTAKA



Larasati , Jurnal Upaya Meningkatkan Keterampilan Berpidato Dengan Paket Belajar Mandiri Pada Kelas Ix Siswa Smpn 2 Semarang , Dosen Bahasa Sastra Indonesia, IKIP PGRI Semarang

www.e-journal.metrouniv.ac.id/jurnal pembelajaran bahasa arab tingkat dasar,oleh Nursyimah


[1]Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 pasal 24 ayat 2, tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.
[2] http : www.jejaringmudakatolik.web.id
[3] . https://elwamendri.wordpress.com/2017/03/05/pendekatan-strategi-dan-metode-pemberdayaan-masyarakat
[4] . Larasati ,Upaya Meningkatkan Keterampilan Berpidato Dengan Paket Belajar Mandiri Pada Kelas Ix Siswa Smpn 2 Semarang h.4
[5] . www.e-journal.metrouniv.ac.id/jurnal pembelajaran bahasa arab tingkat dasar,oleh Nursyimah h.2



Nb : selanjutnya lampiran-lampiran foto kegiatan.
Powered by Blogger.